nusabali

Bupati Giri Prasta Hadiri Karya Maligya di Griya Simpangan Buduk

  • www.nusabali.com-bupati-giri-prasta-hadiri-karya-maligya-di-griya-simpangan-buduk

MANGUPURA, NusaBali
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, menghadiri Karya Maligya Ida Pedanda Putra Lor Singarsa di Griya Simpangan Buduk, Mengwi, Badung, pada Tilem Kedasa yang jatuh pada Rahina Redite Paing Wuku Dungulan, Minggu (11/4).

Pada saat yang sama, juga dilaksanakan upacara memukur yang diikuti 56 Sawa Sekah, di antaranya ada dari Desa Tumbak Bayuh, Kelurahan Abianbase, dan Kelurahan Kapal.

Upacara yang dipuput oleh Ida Pedanda Griya Taman Tumbak Bayuh ini juga dihadiri oleh anggota DPRD Badung Ida Bagus Alit Arga Patra, Perbekel Buduk I Ketut Wira Adi Atmaja, serta tokoh masyarakat setempat. Pada kesempatan tersebut Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan punia secara pribadi sebesar Rp 25 juta.

Dalam sambrama wacananya, Bupati Giri Prasta turut mendoakan agar upacara yang dilaksanakan ini berjalan dengan lancar, labda karya sida sidaning don. Tidak lupa juga diingatkan kepada masyarakat untuk senantiasa menaati protokol kesehatan (prokes) sesuai imbauan pemerintah dalam upaya mencegah dan memutus penyebaran rantai Covid-19.

Sementara itu, Prawartaka Karya Ida Bagus Purba, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bupati Badung yang telah berkenan hadir dan ikut mendoakan agar karya berjalan dengan lancar. Dia juga menyampaikan, dudonan karya sudah dilaksanakan sejak Wraspati Pon Wariga, Kamis (18/3), dimulai dengan proses Mapejati ring Mrajan Ageng, pada Sukra Wage Wariga, Jumat (19/4), dilakukan Ngeruwak Karang Suci dan Tancep Surya. Dilanjutkan dengan Nunas Tirta Sidakarya pada Saniscara Paing Warigadean, Sabtu (27/3).

Sementara pada Redite Pon Julungwangi, Minggu (28/3) dilakukan Melaspas Wewangunan Sarana Siwosan. Pada Soma Wage Julungwangi, Senin (29/3) dilaksanakan upacara Pengiring ke Peyadnyan. Pada Anggara Kliwon Julungwangi, Selasa (30/3) upacara Ngingsah, Soma Umanis Sungsang, Senin (5/4) Nunas Pekuluh, Buda Pon Sungsang, Rabu (7/4) Nunas Don Bingin.

Selain itu pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (8/4) Ngajum Puspa, Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (9/4) dilanjutkan dengan Mendak Toya Ning, Saniscara Umanis Sungsang, Sabtu (10/4) Metatah dan Mepetik, Redite Paing Dungulan, Minggu (11/4) Pengaskaran, Wayang dan Topeng, serta pada Soma Pon Dungulan, Senin (12/1) dilakukan proses Metetangi dan Meprelina.

Rangkaian dan tahapan upacara atau karya melalui proses awal yang diawali dengan purwadaksina, di mana puspa-puspa lingga atau sarana perlengkapannya diusung berputar mengelilingi balai peyadnyan sebanyak tiga kali. Dalam upacara purwadaksina ini digunakan seekor lembu putih (lembu taro) yang juga berputar sebanyak tiga kali sebagai penuntun jalan. Upacara ini memiliki makna nedunang Ida Bhatara untuk mengangkat roh manusia naik ke alam surga dengan jalan mengikuti jejak lembu yang merupakan kendaraan Dewa Siwa. Diharapkan roh-roh itu mengikuti jejak Batara Siwa, untuk menuju Swah Loka.

Upacara dilanjutkan dengan ngebejian atau memohon air suci di salah satu sumber mata air. Lalu menstanakan puspa lingga di bokor dan upacara dilanjutkan dengan matiti mamah. Upacara dilanjutkan dengan prosesi ngaliwet yakni membuat tarpana atau sesaji berupa nasi liwet dan selanjutnya mapadudus yang bermakna penyucian atma. Sebagai simbolis Ida Pedanda mengangkat atma dari alam Pitara ke Dewa Pitara, dilakukan upacara Mralina yang dilanjutkan dengan nunjel puspa lingga (membakar sekar). *ind

Komentar