TPP Sanda Akan Dilengkapi Flying Fox 300 Meter
TABANAN, NusaBali
Guna mendukung keberadaan Tanam Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, aparat Desa setempat sedang merancang tourism aktivity (kegiatan wisata).
Salah satu rancangan yang sudah diusulkan ke Dinas Pariwisata Tabanan yakni permainan flying pox sepanjang 300 meter.
Permaanan ini dikonsepkan dengan melintasi lembah dan perkebebunan penduduk. Kemudian pelakunya dapat melihat Gunung Batukau dan bentangan Tukad Balian. Konsep tersebut sudah diusulkan tahun 2017, namun untuk realiasinya masih menunggu keputusan Pemkab Tabanan.
Perbekel Desa Sanda I Wayan Sunarta mengatakan, aktivitas itu dirancang untuk mendukung TPP Sanda. Karena jika hanya mengandalkan pusat teknologi pertanian kurang begitu menggeliat. "Jika kami tambah wahana hiburan, maka akan menciptakan perkembangan pariwisata di wilayah barat," tegasnya, Jumat (2/4).
Mengenai rancangan membuat flying fox tersebut sudah diusulkan ke Dinas Pariwisata. Konsep tersebut juga dirancang bersama dengan anggota DPRD Tabanan dapil Pupuan Gusti Nyoman Omardani.
Menurut Sunarta, sebagai persiapan sudah direncanakan lokasi untuk pembangunan menara. Ada 4 menara yang dibuat untuk menyangga tali flying fox tersebut. Tiga menara akan dibangun di aset milik Pemkab Tabanan dan sebuah menara dibangun di lahan perkebunan milik warga. "Mudah-mudahan apa yang direncanakan bisa terwujud sehingga TPP Sanda bisa dikenal banyak orang," tegasnya.
Disisi lain, tak hanya fly fox Desa Sanda juga merancang wisata camping di dekat TPP Sanda. Namun kembali lagi rancangan masih menunggu keputusan dari Pemkab Tabanan. "Ada lima desa yang berperan sebagai pioner pengembangan wisata Tabanan bagian barat sesuai dengan produk nikosake (nira, kopi, salak dan kelapa). Nira di Desa Belimbing, kopi di Desa Sanda dan Munduk Temu, salak di Desa Wanagiri, dan kelapa di Desa Lumbung Kauh. TTP Sanda ini jadi poin central," tandasnya. *des
Permaanan ini dikonsepkan dengan melintasi lembah dan perkebebunan penduduk. Kemudian pelakunya dapat melihat Gunung Batukau dan bentangan Tukad Balian. Konsep tersebut sudah diusulkan tahun 2017, namun untuk realiasinya masih menunggu keputusan Pemkab Tabanan.
Perbekel Desa Sanda I Wayan Sunarta mengatakan, aktivitas itu dirancang untuk mendukung TPP Sanda. Karena jika hanya mengandalkan pusat teknologi pertanian kurang begitu menggeliat. "Jika kami tambah wahana hiburan, maka akan menciptakan perkembangan pariwisata di wilayah barat," tegasnya, Jumat (2/4).
Mengenai rancangan membuat flying fox tersebut sudah diusulkan ke Dinas Pariwisata. Konsep tersebut juga dirancang bersama dengan anggota DPRD Tabanan dapil Pupuan Gusti Nyoman Omardani.
Menurut Sunarta, sebagai persiapan sudah direncanakan lokasi untuk pembangunan menara. Ada 4 menara yang dibuat untuk menyangga tali flying fox tersebut. Tiga menara akan dibangun di aset milik Pemkab Tabanan dan sebuah menara dibangun di lahan perkebunan milik warga. "Mudah-mudahan apa yang direncanakan bisa terwujud sehingga TPP Sanda bisa dikenal banyak orang," tegasnya.
Disisi lain, tak hanya fly fox Desa Sanda juga merancang wisata camping di dekat TPP Sanda. Namun kembali lagi rancangan masih menunggu keputusan dari Pemkab Tabanan. "Ada lima desa yang berperan sebagai pioner pengembangan wisata Tabanan bagian barat sesuai dengan produk nikosake (nira, kopi, salak dan kelapa). Nira di Desa Belimbing, kopi di Desa Sanda dan Munduk Temu, salak di Desa Wanagiri, dan kelapa di Desa Lumbung Kauh. TTP Sanda ini jadi poin central," tandasnya. *des
Komentar