nusabali

TPST Mengwitani Hasilkan 1,5 Ton Pupuk Kompos Per Hari

  • www.nusabali.com-tpst-mengwitani-hasilkan-15-ton-pupuk-kompos-per-hari

MANGUPURA, NusaBali
Keberadaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani, di Kecamatan Mengwi, Badung, ternyata tak hanya dijadikan tempat pemusnahan sampah, melalui pembakaran menggunakan incinerator.

TPST Mengwitani, juga mampu menghasilan pupuk kompos setiap hari. Berdasarkan catatan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung, dalam sehari pupuk kompas yang dihasilkan dari TPST Mengwitani sebanyak 1.500 kilogram atau 1,5 ton.

“Sampah organik yang diolah menjadi kompos, dalam sehari bisa menghasilkan 1.500 kilogram kompos, 60 kampil ukuran 25 kilogram,” kata Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas LHK Badung AA Gede Dalem, Selasa (30/3).

Menurut Gung Dalem, hingga saat ini kompos yang dihasilkan di TPST Mengwitani belum dijual. Namun dibagikan secara gratis kepada yang memerlukan. “Untuk proses penjualan pastinya memerlukan promosi dan pengiklanan. Belum lagi akan bersaing dengan produk kompos milik yang lainnya, karena masing-masing TPST 3R pasti menghasilkan kompos dan menjualnya. Sehingga kami masih menggunakannya sendiri dan memberikan ke masyarakat yang membutuhkan,” jelas Gung Dalem.

Sementara itu, sampah anorganik yang masuk ke TPST Mengwitani, yang merupakan sampah yang tidak memiliki nilai jual akan dibakar menggunakan incinerator. Gung Dalem menuturkan bahwa tidak semua sampah anorganik akan langsung dibakar. “Sampah anorganik yang masuk ke TPST bisanya popok bayi, pembalut, dan plastik bungkus snack,” ungkapnya.

Masih menurut Gung Dalem, pembakaran menggunakan incenerator ini tidak mengotori lingkungan. “Secara teori dan praktiknya, suhu pembakaran yang tinggi dapat menghabiskan zat-zat yang mebahayakan. Selain itu sebelum asapnya naik ke cerobong asap akan disirami oleh sprayer yakni air yang menghujani sisa-sisa pembakaran sebelum ke luar melalui cerobong,” jelas birokrat asal Klungkung itu.

Terkait pengujian asap yang dilepas ke udara, Gung Dalem mengatakan pengujian dilakukan melalui tim ahli. “Kami sudah mendapat informasi dalam waktu dekat tim ahli dari Jakarta akan siap menguji. Kemungkinan satu sampai dua minggu ini,” tandas Gung Dalem. *ind

Komentar