nusabali

UN Ditiadakan Diganti UBKD

  • www.nusabali.com-un-ditiadakan-diganti-ubkd

UBKD berbeda dengan UNBK. Perbedaannya selain kepesertaan, jenis soal menggunakan model soal asesmen kompetensi minimal (AKM).

SINGARAJA, NusaBali

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali meniadakan pelaksanaan ujian nasional (UN). Penilaian kelulusan siswa diserahkan sepenuhnya ke satuan pendidikan. Pengukuran diperbolehkan menggunakan satu dari tiga metode yang disiapkan Kemendikbud, dan akan ditentukan oleh masing-masing sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Made Astika, Jumat (26/3), menjelaskan sesuai metode penilaian boleh menggunakan portofolio, penugasan, atau ujian sekolah. Hal tersebut mengacu ada Surat Edaran (SE) Kemendikbud Nomor 1 Tahun 2021 tentang Peniadaan Ujian Nasional. “Kami sudah menyiapkan SE juga untuk menindaklanjuti edaran pusat. Ini segera akan diedarkan karena waktunya sudah sangat mepet,” kata Astika.

Disdikpora pun sudah menyiapkan perangkat yang digunakan untuk kelulusan dan kenaikan kelas. Seperti pembuatan bank soal sudah dilakukan pada Januari lalu. “Bank soal untuk kelulusan dan kenaikan kelas sudah siap. Masing-masing sekolah tinggal memetik dari bank soal untuk digunakan dalam penentuan nilai siswa,” imbuh Astika. Sedangkan untuk sekolah yang memilih penilaian kelulusan dengan ujian sekolah dapat dilakukan melalui sistem daring maupun luring.

Sementara itu, Ujian Nasional Berbasis Komputer Dalam Jaringan (UBKD) pengganti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang rencananya dilangsungkan pada Mei diundur menjadi bulan September. UBKD yang dilaksanakan pertama kali di satuan pendidikan akan diikuti oleh kelas VIII di jenjang SMP, kelas V di jenjang SD, dan kelas XI di jenjang SMA/SMK. “Karena pelaksanaannya diundur, akan ada migrasi peserta yang sebelumnya kelas paling tinggi yang siap lulus turun menjadi kelas di bawahnya,” ungkap Astika.

Kadis asal Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, ini juga menjelaskan UBKD berbeda dengan UNBK. Selain dari kepesertaan, dari jenis soal yang akan dikerjakan peserta yang menggunakan model soal asesmen kompetensi minimal (AKM). Soal model AKM ini adalah soal yang bersifat mengasah nalar menggunakan narasi, matematika, dan juga penguatan karakter.

“Saat ini kami sedang melakukan validasi peserta dan kesiapan sarana prasarana. Karena ini sepenuhnya akan dilakukan secara daring. Tetapi kami tetap optimis Buleleng bisa seluruhnya dengan kesiapan sarana di satuan pendidikan,” ucap Astika.

Astika menekankan meskipun sarana di jenjang SD masih terbatas, dapat memanfaatkan sarana di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Seperti sarana SMP, SMA/SMK, dan PKBM kita di Buleleng kan sudah siap semua, karena jadwalnya berbeda jelas bisa memanfaatkan fasilitas pemerintah yang ada di satuan pendidikan jenjang lebih tinggi,” tegas Astika.

Selain itu siswa calon peserta UBKD sudah mulai dilatih menggunakan komputer, khususnya siswa SD. Protokol dan teknisi yang membantu jalannya UBKD juga sudah disiapkan untuk mendukung pelaksanaan perdana di satuan pendidikan. *k23

Komentar