nusabali

Perampok Berpedang Sasar Toko Sembako

Pemilik Toko Diselamatkan Pelanggan

  • www.nusabali.com-perampok-berpedang-sasar-toko-sembako

DENPASAR, NusaBali
Aksi percobaan perampokan terjadi di Toko Wahyu, Jalan Noja Dukuh Nomor 11 kawasan Banjar Dukuh, Desa Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Senin (22/3) sore pukul 17.31 Wita.

Dalam peristiwa ini, pemilik toko yakini Ni Ketut Indrawati, 41, sempat ditodong perampok menggunakan senjata pedang, sebelum kemudian diselamatkan seorang pelanggan.

Tidak ada kerugian material dalam aksi percobaan perampokan di Toko Wahyu, karena pelaku memilih kabur sebelum sempat mengambil uang dan barang berharga, gara-gara warga berdatangan. Namun, korban Ketut Indrawati masih trauma atas peristiwa yang menimpanya.

Ditemui NusaBali di TKP Toko Wahyu, Selasa (23/3) siang, korban Ketut Indrawati mengatakan perampok bersenjata pedang itu awalnya sempat tiga kali mondar di depan tokonya. Saat itu, Indrawati mengira perampok tersebut adalah polisi yang sedang cari alamat.

Setelah mondar-mandir, perampok tersebut masuk ke dalam tokonya, seraya tengok kanan kiri. "Saat saya tanya, cari apa Pak, dia tidak menjawab. Dalam hati saya berpikir ini orang tidak ada sopan santunnya sama sekali," cerita korban In-drawati.

Kemudian, perampok tersebut pergi dari Toko Wahyu tanpa bicara apa pun. Namun, sekitar 5 menit kemudian, pelaku kembali datang dan langsung menodongkan senjata pedang ke arah Indrawati yang saat itu sedang duduk di meja kasir. Sambil menodongkan pedang, perampok memaksa korban agar buka laci meja tempat simpan uang.

Meski keselamatannya terancam, korban Indrawati tidak menyerah begitu saja. Sambil berteriak, Indrawati terus menghalangi aksi rampok bersenjata tajam tersebut membuka laci mejanya. Terjadilah saling tarik menarik antara pelaku dan korban.

Untungnya, saat itu ada seorang pelanggan datang hendak berbelanja di Toko Wahyu. Pelanggan tersebut, I Gusti Ngurah Sandi Yasa, 41, kemudian menolong korban sembari berteriak ‘maling…, maling…, maling!’

Selain berteriak-teriak, IGN Sandi Yasa juga sempat mengambil batu untuk menakut-nakuti sang peramnpok. Sementara, teriakan Sandi Yasa mengundang warga sekitar berdatangan ke lokasi kejadian. Sadar keselamatannya terancam, perampok bersenjata pedang yang memakai jaket warna biru dengan bagian belakang berisi tulisan ‘polisi’, celana panjang, pakai helm dan masker tersebut langsung kabur dari Toko Wahyu. Perampok kabur ke arah timur dengan motor Honda Vario warna hitam tanpa plat.

Warga berupaya mengejar perampok yang lari ke arah timur lalu belik kiri menuju Jalan Gatot Subroto Timur Denpasar  tersebut, namun tidak berhasil menangkapnya. Padahal, perampok sempat dua kali terjatuh. Saat terjatuh itulah, senjata belati milik perampok terpental dan diamankan warga sebagai barang bukti untuk diserahkan ke polisi.

Sementara, korban Indrawati langsung melaporkan aksi percobaan perampokan di tokonya ini ke Polsek Denpasar Timur, setelah pelaku kabur. Tak lama berselang, polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP.

Korban Indrawati sendiri menduga perampok tersebut sudah melakukan survei terlebih dulu, sebelum beraksi di tokonya. Sebab, permapok tahu laci tempat penyimpanan uang milik korban. "Pelaku itu pasti pernah belanja di sini. Sebelumnya, uang hasil penjualan saya simpan di kotak lain di sebelah kiri meja kasir. Belum lama ini saya pindahkan ke laci meja sebelah kanan," beber Indrawati.

Menurut Indrawati, dirinya sudah 20 tahun mengelola Toko Wahyu, yang menjual Sembako. Tokonya ini dibuka pagi pukul 07.00 Wita dan tutup sore pukul 17.00 Wita. Selama itu pula, baru kali ini terjadi aksi perampokan. "Saat kejadian kemarin itu (Senin), toko belum ditutup karena saya masih melayani pelanggan," kata Indrawati.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa kemarin, Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi, mengatakan belum menerima laporan terkait peristiwa percobaan perampokan di toko Sembako milik Indrawati tersebut. "Mohon maaf, saya belum terima laporannya. Saya koordinasikan dulu dengan Sat Reskrim," kata Iptu Sukadi. *pol

Komentar