nusabali

Nelayan Hilang Tenggelam di Perairan Desa Perancak

  • www.nusabali.com-nelayan-hilang-tenggelam-di-perairan-desa-perancak

NEGARA, NusaBali
Seorang nelayan asal Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, I Wayan Uliantara, 40, dilaporkan hilang saat melaut, Minggu (21/3) pagi.

Korban Wayan Uliantara diduga hilang tenggelam, setelah perahu yang dibawanya melaut ditemukan terombang-ambing tanpa awak dengan kondisi mesin masih hidup di perairan Ujung Muara Sungai Perancak, Desa Perancak.

Informasi yang dihimpun NusaBali, korban Wayan Uliantara awalnya berangkat melaut naik perahu, Sabtu (20/3) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Nelayan berusia 40 tahun ini melaut barengan dengan beberapa rekan seprofesi sesama asal Desa Perancak, dengan naik perahu masing-masing.

Saat berangkat melaut malam itu, korban Wayan Uliantara dan salah satu rekannya, I Ketut Sudiarna, 41, sempat memancing bersama-sama di seputaran perairan Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jemb-rana. “Memang nelayan di sini biasa berangkat melaut ramai-ramai. Mereka saling jaga-jaga karena biasa terjadi ombak besar di ujung muara (jalur keluar-masuk muara Sungai Perancak). Tetapi, waktu berangkat tadi malam (Sabtu), ombaknya cukup bersashabat,” ungkap Ketut Su-diarna, Minggu kemarin.

Setelah memancing di perairan Desa Yehembang, kata Sudiarna, dirinya bersama korban Wayan Uliantara putuskan balik ke darat, Minggu subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Mereka tiba di lokasi ombak jalur keluar-masuk perairan di Ujung Muara Sungai Perancak, Minggu pagi pukul 07.00 Wita. Saat itu, ombak cukup besar.

Saat akan melewati ombak besar tersebut, Sudiarna diminta korban untuk melintas lebih dulu. Sedangkan korban Wayan Uliantara menyatakan ingin menunggu nelayan lainnya dan akan menyusul lewat. Sudiarna pun mengikuti saran korban.

“Saya baru saja sampai di rumah, muncul kabar dari teman nelayan lainnya bahwa perahu Wayan Uliantara ditemukan tanpa awak dalam kondisi mesin masih hidup. Perahunya terombang-ambing terbawa ombak, tetapi orangnya tidak ada,” kenang Sudiarna yang notabene tetangga dari korban Wayan Uliantara.

Menurut Sudiarna, tidak ada yang melihat secara langsung saat detik-detik korban Wayan Uliantara hilang. Kemungkinannya, korban terpeleet jatuh, lalu digulung ombak hingga tenggelam saat lewat di jalur keluar-masuk Ujung Muara Sungai Perancak. “Waktu ditemukan kosong, perahunya masih utuh. Mesin perahunya juga masih hidup. Demikian pula alat-alat pancing sama ikannya, masih di perahu,” papar Sudiarna.

Setelah mendapat informasi perahu korban ditemukan terombang-ambing tanpa awak, Sudiarna dan sejumlah nelayan lainnya, sempat berusaha mencari korban, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan korban. Selain berusaha mencari korban, beberapa nelayan setempat, juga mengevakuasi perahu fiber milik korban ke tepi sungai Perancak, dan melapor ke pihak Kepolisian dan Pos SAR Jembrana. “Dia (korban, red) bisa berenang. Tetapi kemungkinan saat jatuh, langsung tergulung ombak. Apalagi pagi tadi ombaknya sangat besar,” ujar Sudiarna.

Sementara itu, jajaran Pos SAR Jembrana bersama petugas gabungan TNI/Polri dan BPBD Jembrana langsung terkjun ke lokasi untuk melakukan pencarian korban, Minggu pagi. Tim SAR bersama Sat Polair Polres Jembrana juga turun melakukan upaya pencarian ke laut dengan menggunakan sebuah rubber boat. Namun, hingga Minggu petang, upaya pencarian belum membuahkan hasil.

“Kita lakukan dua kali sortie, tetapi hasilnya masih nihil. Sortie pertama dari pukul 10.30 Wita sampai13.30 Wita, kita menyisir ke arah barat sampai perairan Desa (Kecamatan Negara). Sortie kedua dari sore pukul 15.00 Wita sampai 17.00 Wita, kembali menyisir perairan Pengambengan dan kawasan timur perairan Perancak,” ujar Koordinator Pos SAR Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan, saat dikonfirmasi Minggu sore.

Dewa Putu Hendri mengatakan, Tim SAR Gabungan akan kembali melanjutkan pencarian korban, Senin (22/3) pagi ini. Sesuai standar operasional prosedur (SOP), operasi pencarian akan dilakukan selama 7 hari atau hingga Sabtu (27/3) depan. “Tadi kita juga sudah sebar informasi ke nelayan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat korban bisa ditemukan,” harap Dewa Putu Hendri.

Sementara, dari pantauan NusaBali, sejumlah warga ramai berkumpul di lokasi TKP di Ujung Muara Sungai Perancak. Keluarga korban juga terlihat menunggu hasil operasi pencarian hari pertama kemarin. Istri korban, Sayu Putu Arini, 40, yang berkumpul bersama keluarganya tepi Ujung Muara Perancak, tampak terus menangis, sambil memanggil-manggil nama suaminya.

“Mai mulih Pak, jumah be kesiapang ajengan nasi (Mari pulang Pak, dii rumah sudah disiapkan makanan berikut lauk pauk, Red),” ujar perempuan berusia 40 tahun yang tampak ditenangkan sejumlah kerabatnya ini.

Sedangkan anak sulung korban, Ni Luh Windariasih, 19, yang sempat ditemui menemani ibunya, mengatakan tidak ada firasat apa pun terkait musibah yang menimpa ayahnya tersebut. Menurut Windariasih, saat ayahnya berangkat melaut Sabtu malam, dirinya kebetulan sedang kundangan ke rumah temannya. Saat pulang kundangan sekitar pukul 22.00 Wita, dia dapat informasi ayahnya sedang melaut. “Memang pekerjaannya sebagai nelayan. Kalau malam tidak ada di rumah, bapak pasti melaut,” papar Windariasih.

Windariasih mengatakan, perahu yang dibawa ayahnya melaut tergolong perahu anyar yang bafru dibelu. Perahu fiber berisi tulisan ‘Tri Tunggal’ yang baru beberapa hari dipelaspas ini , juga baru 3 kali dibawa melaut. “Sebelumnya bapak juga punya perahu fiber, tetapi ukuranya lebih kecil. Yang baru ini lebih besar,” terang anak sulung dari 3 bersaudara ini.

Untuk diketahui, dari pernikahannya dengan Sayu Putu Arini, korban Wayan Uliantara dikaruniai tiga anak, yang terdiri dari 1 laki dan 2 perempuan. Sedangkan anak kedua dan ketiga, masing-masing Ni Kade Windi Arianti, 16, dan I Komang Wirasaputra, 10. *ode

Komentar