nusabali

Harga Cabai Kembali Melambung

  • www.nusabali.com-harga-cabai-kembali-melambung

SINGARAJA, NusaBali
Harga cabai rawit di pasar tradisional di Buleleng kembali melambung. Berdasarkan data Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dagprinkop) Kabupaten Buleleng, harga cabai bertengger pada kisaran Rp 85 ribu hingga Rp 90 ribu sejak seminggu terakhir.

Harga ini mengalami kenaikan dua kali lipat dari harga normal Rp 35 ribu hingga Rp 45 ribu. "Dari pantauan kami di pasar harga ini sudah naik dari seminggu lalu sekitar akhir bulan Februari lalu. Kalau harga normalnya di angka Rp 45 ribu. Dan sekarang sudah sampai di harga Rp 90 ribu. Data itu kami himpun per 1 Maret 2021," ujar Kepala Dinas (Kadis) Dagprinkop Kabupaten Buleleng, Dewa Made Sudiarta, saat dikonfirmasi Rabu (3/3).

Menurut dia, dari pantauan petugas lapangan Dinas Dagprinkop Buleleng di pasar-pasar, untuk menyiasati melonjaknya harga cabai, pedagang cenderung mencampur cabai jenis lain agar harga dapat dijangkau konsumen. "Untuk menyiasati mahalnya harga cabai, pedagang biasanya mencampur dengan cabai lain. Sehingga harga lebih dijangkau oleh pembeli," kata dia.

Pihaknya pun mengimbau kepada pedagang agar tidak melakukan penimbunan cabai. Disamping itu juga agar menjaga harga tetap stabil. "Kami himbau kepada pedagang agar menjaga kestabilan harga. Kami juga meminta kepada pedagang agar tidak menyetok cabai. Kami juga sudah pantau tidak ada penimbunan cabai yang mengakibatkan menipisnya stok di pasaran," lanjut Dewa Sudiarta.

Saat disinggung mengenai penyebab melambungnya harga cabai, Dewa Sudiarta menyebutkan, ini disebabkan karena pasokan yang menipis. Selain itu, faktor cuaca. "Faktor kenaikan disebabkan oleh pasokan yang terbatas dan permintaannya tinggi sehingga berdampak ke harga. Juga dari aspek cuaca. Biasanya musim hujan pasokan cabai yang masuk ke Buleleng jadi terbatas," tambahnya.

Diakuinya, hal ini biasa terjadi saat musim hujan. Karena cabai di petani kebanyakan akan rontok. Pandemi juga berdampak untuk distribusi dari luar daerah. Selain itu, pasokan cabai dari distributor luar daerah juga tidak lancar. Sehingga pasokan menipis. "Kondisi pandemi juga berpengaruh ya. Itu menyebabkan tersendatnya distribusi cabai dari luar daerah masuk ke Buleleng," sebut Dewa Sudiarta.  *m

Komentar