nusabali

Citraloka Bahas Kisah Lingkungan Indonesia

  • www.nusabali.com-citraloka-bahas-kisah-lingkungan-indonesia

DENPASAR, NusaBali.com
Citraloka Indonesia menggelar webinar spesial bertajuk ‘Kisah Lingkungan Indonesia: Dari Pangan Hingga Sampah Nasional’ pada Sabtu (27/2/2021) sore.

Webinar ini merupakan rangkaian kegiatan puncak pasca pelatihan Youth Leadership Camp for Climate Crisis 2020 yang diselenggarakan oleh The Climate Reality Project Indonesia dan didanai penuh oleh UNESCO. Nama Citraloka sendiri berarti cinta iklim serta pangan lokal. Citraloka bergerak melalui project-project yang mengedepankan kepedulian anak muda pada lingkungan serta produk makanan lokal. “Kesadaran dan kepedulian akan lingkungan khususnya isu perubahan iklim dan kesediaan pangan perlu terus dibangun di kalangan generasi muda. Tidak hanya kesadaran, tindakan nyata juga perlu dilakukan meskipun di tengah situasi seperti ini,” ujar Amanda Katili Niode, Manajer The Climate Reality Project Indonesia.

Narasumber dalam kegiatan ini juga datang beberapa pegiat lingkungan. Ada Vania Febriyantie selaku Koordinator Program Komunitas 1000Kebun, Lusi Dianti dari Lingkar Hijau Palu, Sri Juniantari selaku Koordinator Sosial Media PlastikDetox Bali, serta Vania Theresia Wangsanegara sebagai Koordinator Monitoring & Evaluasi Divers Clean Action. Mereka masing-masing memaparkan tentang gerakan berkelanjutan yang dilakukan oleh komunitasnya.

Sebanyak 60 peserta dari berbagai daerah di Indonesia hadir dalam kegiatan yang dimoderatori oleh pimpinan Citraloka, Gilang Ramadhan.  Selain memaparkan gerakan dari tiap komunitasnya, narasumber juga menyampaikan harapannya tentang lingkungan dan pangan lokal Indonesia. Vania dari 1000Kebun menyatakan bahwa berkebun tidak harus di lahan yang luas tapi bisa juga di lahan yang terbatas dan dimulai dari sekarang. “Aware saja dengan asal makananmu darimana dan siapa yang menanamnya. Dari situlah kita akan mulai appreciate makanan lokal dan tidak akan melakukan food waste,” ujarnya.

Sementara itu Lusi dari Lingkar Hijau Palu juga menyatakan hal yang tidak jauh berbeda. “Mulai peduli dari diri sendiri, mulai dari sekarang untuk kehidupan di masa mendatang yang lebih baik. Hidup pangan lokal!” tutur Lusi antusias.

Sri Juniantari dari PlastikDetox Bali juga mengingatkan untuk menggunakan plastik dengan bijak. “Bukannya kita nggak boleh pakai plastik. Tapi bagaimana kita bisa bertanggung jawab menggunakan plastik sekali pakai dan bagaimana mengurangi penggunaannya. Nah, yuk kita wujudkan bisnis ramah lingkungan. Salam minim plastik,” jelas Sri.

Terakhir, Vania Theresia dari Divers Clean Action menyatakan pentingnya mulai menyadari dampak dari sampah yang kita buang. “Untuk menyuarakan kepedulian kita pada isu lingkungan, kita bisa gunakan platform media sosial yang ada dan kita sendiri bisa menjadi pengingat bagi orang-orang di sekitar kita,” tandas Vania.

Komentar