nusabali

Ogoh-ogoh Ditiadakan, 417 ST Tak Lagi Dapat Dana Pembinaan

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-ditiadakan-417-st-tak-lagi-dapat-dana-pembinaan

DENPASAR, NusaBali
Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar secara resmi tidak memperbolehkan adanya arak-arakan dan lomba ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi sehubungan pandemi Covid-19.

Ditiadakannya ogoh-ogoh di Kota Denpasar membuat dana pembinaan yang biasanya dialokasikan kepada 417 sekaa teruna (ST) di Denpasar juga tidak diberikan. Hal itu diungkapkan Kepala Disbud Kota Denpasar I Gusti Ngurah Bagus Mataram, saat dikonfirmasi, Jumat (19/2). Mataram mengatakan, seperti surat edaran dari Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali bahwa perayaan Hari Raya Nyepi tidak ada prosesi arak-arakan ogoh-ogoh.

Merujuk surat edaran itu, Mataram mengatakan, Kota Denpasar wajib mengikuti dan meniadakan semua kegiatan berkaitan dengan ogoh-ogoh termasuk lomba yang biasanya digelar setiap tahun.

“Kota Denpasar sudah memastikan meniadakan lomba ogoh-ogoh yang biasanya digelar setiap tahun. Kami mengacu surat edaran provinsi bahwa Hari Raya Nyepi digelar Ngubeng. Hal itu dilakukan untuk antisipasi kerumunan karena pandemi Covid-19 ini belum berakhir,” tutur Mataram.

Mataram mengatakan, dengan ditiadakannya ogoh-ogoh, Pemkot Denpasar juga tidak mengeluarkan dana pembinaan seperti tahun sebelumnya, dan dananya dialihkan untuk penanganan Covid-19. Sebab, kegiatan kebudayaan ditiadakan sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Dana pembinaan tersebut biasanya diberikan kepada 417 ST, setiap ST sebelumnya mendapatkan dana pembinaan sebesar Rp 10 juta.

Menurut Mataram, biaya pembinaan tersebut sudah ditiadakan dari anggaran induk. Tetapi, dia mengaku belum bisa memastikan dana pembinaan tersebut masih ada saat pembahasan anggaran perubahan. Sehingga, dia memastikan dana pembinaan yang berasal dari anggaran induk APBD sudah dialihkan.

“Pengalihan anggaran itu karena ST saat ini tidak ada kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan. Saat Hari Raya Nyepi, rangkaian kegiatan ogoh-ogoh itu resmi ditiadakan. Kami masih akan rapat, keputusan hari Senin (22/2) depan. Jadi yang jelas kami tetap akan meniadakan kegiatan yang berkaitan dengan ogoh-ogoh,” ujar Mataram.

Mataram menyarankan, ogoh-ogoh yang sebelumnya tidak diarak agar tetap disimpan. Sebab, ogoh-ogoh itu masih bisa digunakan nantinya ketika sudah diperbolehkan berkegiatan. “Kemarin kan tidak dipakai, jadi ogoh-ogoh yang masih ada bisa disimpan dulu, jangan dirusak,” tandasnya. *mis

Komentar