nusabali

Pandemi, 11.663 Pekerja di Tabanan Nganggur

  • www.nusabali.com-pandemi-11663-pekerja-di-tabanan-nganggur

Data dari BPS, angka pengangguran berjumlah 11.663, sedangkan tahun 2019 hanya 3.527 orang.

TABANAN, NusaBali

Pandemi Covid-19 membuat angka penganguran di Kabupaten Tabanan terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihimpun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Tabanan,  tercatat pengangguran mencapai 11.663 orang pada tahun 2020. Jumlah ini meningkat dari tahun 2019 yang hanya mencapai 3.527 orang.

Dengan data itu, Kabupaten Tabanan berada di peringkat 5 punya pengangguran terbanyak di Bali. Tahun 2019 berada di peringkat 4. Kepala Disnakertrans Tabanan I Putu Santika mengatakan data pengangguran tersebut dihimpun dari data BPS Tabanan. Mereka yang pengangguran adalah usia kerja mulai dari umur 17 - 59 tahun. “Penyebab menganggur karena di tengah pandemi sekarang banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan karyawan dirumahkan,” ujarnya Jumat (19/2).

Kata dia, peningkatan angka pengangguran tidak hanya terjadi di Tabanan, melainkan seluruh kabupaten di Bali bahkan seluruh negara. Jumlah angka pengangguran tahun 2020 memang meningkat dibandingkan tahun 2019. “Sesuai data dari BPS, angka pengangguran berjumlah 11.663, sedangkan tahun 2019 hanya 3.527. Jadi karena pandemi ini, pengangguran meningkat,” tegasnya.

Guna mengatasi hal tersebut, jelas Santika,  Disnakertrans Tabanan terus mencari celah bantuan ke pusat. Salah satunya menggelar sejumlah pelatihan di Lembaga Latihan Kerja (LLK) Tabanan. “Pelatihan ini tiap tahun ada, yang tidak bisa ikut sekarang bisa tahun depan ikut. Pelatihan yang didapat di LLK untuk mengasah keterampilan,” tegas Santika.

Secara terpisah, Kepala UPTD LLK Tabanan I Gede Nengah Sugiarta menegaskan, di tengah pandemi Covid-19 memang banyak warga mendaftar ikut pelatihan di LLK. Mereka adalah eks pekerja pariwisata yang dirumahkan dan di-PHK. “Tahun 2021 ada 12 paket pelatihan yang dibuka pusat, yang paling diminati adalah pelatihan barista dan tata rias,” tegasnya.

Sesuai data dari LLK, jumlah pendaftar yang melamar ikut pelatihan mencapai 773 orang. Padahal dari 12 paket pelatihan tersebut hanya dibutuhkan peserta sebanyak 194 orang. “Yang tidak bisa ikut pelatihan ini, nama mereka sudah masuk data cadangan bisa ikut pelatihan tahun depan, atau biasanya nanti di pertengahn tahun ada revisi kelas lagi. Di revisi kelas ini nanti yang cadangan bisa masuk pelatihan, mudah-mudahan ada tambahan kelas,” bebernya.

Ditegaskan Sugiarta, warga yang sudah diterima ikut pelatihan mulai akan mengikuti pelatihan pada Maret 2021 untuk gelombang I. Pelatihan ini ada 3 gelombang. Gelombang I akan dilatih 6 kelas, gelombang II dilatih 3 kelas, dan gelombang III dilatih 3 kelas. ‘’Target kami, mereka yang ikut pelatihan, Juni 2021 sudah selesai,” tandasnya.*des

Komentar