nusabali

Derita Keterbelakangan Mental, Rumah Terbakar, Ibu Meninggal

  • www.nusabali.com-derita-keterbelakangan-mental-rumah-terbakar-ibu-meninggal

Penderitaan yang dialami I Nyoman Wirdana, 30, warga Banjar Asak Tengah, Desa Pertima, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, terbilang lahir dan batin.

Kini Sering Tidur di Pos Kamling Banjar Asak Tengah


AMLAPURA, NusaBali
Setelah rumahnya terbakar, menyusul kedua orangtuanya meninggal. Dia kini hidup sendirian (sebatang kara) dalam kondisi keterbelakangan mental.

Untuk pemenuhan makan sehari-hari, Wirdana sangat berharap belas kasihan dari bibinya, Ni Nyoman Tangun, 62, yang tinggal bersebelahan. Wirdana dengan terbata-bata menuturkan kisahnya itu, di kediamannya Banjar Asak Tengah, Minggu (20/11). Menurutnya, rumahnya terbakar pada 17 Juni 2016, tetapi ayahnya, I Wayan Mawa, meninggal sebelum musibah itu. Menyusul pada 5 November 2016 ibu kandungnya, Ni Wayan Resman, meninggal. Sejak itulah Wirdana hidup sebatang kara. Walau Wirdana punya kakak kandung, Ni Nengah Suami, 32, yang telah menikah ke luar desa, tetapi dia jarang ditengok, kecuali hari raya.

Saat ibu kandungnya meninggal Wirdana merasa terpukul, sejak itu dirinya tidak terurus, jarang mandi dan ganti baju. Warga setempat melarang Wirdana ikut menguburkan ibunya ke Setra Desa Pakraman Asak. Tetapi sore hari, setelah upacara penguburan itu, Wirdana mendatangi kuburan berupaya mencari kuburan ibunya.

Wirdana gagal menemukan kuburan ibunya. Karenanya, dia memilih tidur selama dua malam menunggui ibunya di bale pawedaan yang ada di Setra Desa Pakraman Asak.  

Kini Wirdana lebih sering tidur sendirian di pos kamling di depan rumahnya. Tetangganya membiarkan sisa bangunan rumah Wirdana gelap, khawatir kabel-kabel listrik dipakai mainan olehnya. Sebab, rumah yang terbakar enam bulan lalu itu akibat Wirdana bermain korek api siang hari sekitar pukul 14.00 Wita, mengakibatkan terjadi kebakaran.

“Saya memang jarang mandi dan ganti baju. Saat ibu masih ada selalu diingatkan agar mandi dan ganti baju,” ujar Wirdana. Tetangga Wirdana, I Nengah Selatra dan Ni Nengah Runa membenarkan, Wirdana lebih sering meninggalkan rumahnya, memilih tidur di Pos Kamling Banjar Asak Tengah.

Menurut tetangga, Wardana menderita keterbelakangan mental sejak lahir. Dia juga tidak pernah mengenyam pendidikan formal. * k16

Komentar