nusabali

Bisnis Kerajinan Perak ‘Ketar-Ketir’

Dampak Covid -19

  • www.nusabali.com-bisnis-kerajinan-perak-ketar-ketir

DENPASAR,NusaBali
Pandemi Covid-19 yang menyebabkan pariwisata kolaps, berakibat susah pula industri kerajinan.

Salah satunya industri kerajinan perhiasan perak. Orderan atau pesanan menyusut drastis. Kondisi tersebut diperparah naiknya harga logam mulia pada Juli 2020. Perajin pun seperti terkena pukulan dua kali.

“Margin keuntungan kita berkurang,” ujar Kadek Ganda Ismawan, perajin perak dari Desa Celuk Sukawati, Gianyar.

Dikatakan sebelumnya harga perak berkisar Rp 8.500 per gram. Namun pada Juli 2019 lalu naik menjadi Rp 14 ribu per gram. Sedang emas sampai Rp 1 juta per gram.

Kenaikan harga logam mulia itulah yang membuat penderitaan perajin bertambah. Belakangan harga perak sudah mulai menurun. Namun masih di atas Rp 8.500 per gram. “Sekitar Rp 10,5 ribu per  gram,” lanjutnya.

Kadek Ganda membenarkan akibat pandemi Covid-19 bisnis kerajinan perak sangat terimbas. Perajin seperti dia pun tidak lagi membuat produk stok. Kalaupun ada stok lama diupayakan untuk dijual. “Kita terbatas buat produk pesanan saja,” lanjutnya.

Perajin lain menyatakan hal senada. Malah ada yang lebih parah. Karena tidak ada pesanan, tidak sedikit diantaranya kerja serabutan.

“Aduh sejak sebelum Covid-19 penjualan sudah turun. Setelah Covid-19 sepi,” ujar I Made Kama, perajin lainnya.

Kama menuturkan kini tidak lagi membuat kerajinan perak, karena  bisnis perak sudah tidak lagi bisa menghidupi.

“Kadang kami jualan nasi jingo, membuat anyaman juga bertani,” ungkapnya. Bukan hanya Kama, hal serupa juga dialami sebagian besar  perajin perak lainnnya. “Gimana lagi, sulit sekali sekarang,” ujar Kama.

Kata Kama, kalaupun masih bertahan adalah pekerjaan untuk membuat hiasan atau perlengkapan upacara  keagamaan.  Antara lain membuat, menatah perhiasan pratima, hiasan keris dan yang lainnya. Tentu saja jumlahnya  tidak banyak.

Sedang kerajinan membuat produk perhiasan, mulai dari cincin, gelang, brose dan  jenis produk asesories lainnya untuk saat ini sudah berhenti. “Gimana lagi tamu (wisatawan) sudah tidak ada. Karenanya harus kerja serabutan,” kata  Kama.  *K17

Komentar