nusabali

Komang Berata Dua Kali Dianugerahi Sastera Rancage

  • www.nusabali.com-komang-berata-dua-kali-dianugerahi-sastera-rancage

AMLAPURA, NusaBali
Buku kumpulan cerita berbahasa Bali Nglekadang Meme (Melahirkan Ibu) karya Komang Berata, 50, mendapatkan Anugerah Sastera Rancage tahun 2021.

Ini merupakan Anugerah Sastera Rancage yang kedua kalinya diraih oleh penggiat sastra Bali modern asal Lingkungan Susuan, Kelurahan/Kecamatan Karangasem ini. Pengumuman pemenang hadiah Sastera Rancage tahun 2021 digelar secara virtual, Minggu (31/1).

Pengumanan para pemenang untuk sastera Sunda, sastera Jawa, sastera Bali, sastera Lampung, dan sastera Batak dibacakan oleh dewan juri, Prof Dr I Nyoman Darma Putra. “Rancage pertama saya dapatkan tahun 1999,” ungkap Komang Berata, Kamis (4/2). Penyerahan hadiah Sastera Rancage tahun 2021 oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage Erry Riyana Hardjapamekas. Buat pertama kali penyerahan penghargaan kepada para pemenang tanpa kehadiran pendiri Yayasan Kebudayaan Rancage Ajip Rosidi.

Komang Berata mulai gemar menulis sastra sejak duduk di SMA Saraswati Denpasar tahun 1988. Sejak itu suami Ni Wayan Laba Sari menyadari bahasa daerah tetap hidup di masyarakat baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa daerah juga sebagai penjaga kearifan lokal dan memperkuat kebudayaan nasional. Anugerah Sastera Rancage diraih pertama tahun 1999 dengan judul buku Lekad Tumpek Wayang (Lahir Saat Tumpek Wayang). Buku ini berisi 5 cerpen dan sisanya puisi. Sementara buku Nglekadang Meme diterbitkan Pustaka Ekspresi setelah memenangkan sayembara penulisan naskah satua Bali modern. Penerbit kemudian mengikutsertakan karya Komang Berata dalam penilaian anugerah Sastera Rancage 2021.

Buku Nglekadang Meme memuat 11 cerpen. “Hanya cerpen Timpas Bancut dan Nyaneh Idup merupakan imajinasi, yang lainnya kisah nyata,” kata ayah dua anak itu. Pendiri Sanggar Buratwangi Amlapura ini rajin menulis setelah mendapat bimbingan penyair Umbu Landu Paranggi, IDK Raka Kusuma, dan I Nyoman Tusthi Eddy (alm). Komang Berata juga menerbitkan buku terjemahan puisi Gitanjali, Rabindranath Tagore dan Chairil Anwar ke bahasa Bali. *k16

Komentar