nusabali

Longsor di Desa Tambakan, 150 KK Terisolasi Tiga Hari

  • www.nusabali.com-longsor-di-desa-tambakan-150-kk-terisolasi-tiga-hari

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 150 KK warga di Banjar Dinas Sanglangki, Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng terisolasi karena akses jalan terputus akibat longsor, Sabtu (30/1) sore.

Mereka terpaksa harus memutar mencari jalan alternatif memutar lewat desa tetangga yakni Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung jika ingin ke pusat Desa Tambakan. Menurut Perbekel Tambakan, I Gede Eka Wardana, musibah longsor di Banjar Sanglangki terjadi Sabtu sore sekitar pukul 17.00 Wita. Tebing setinggi 10 meter di pinggir jalan longsor setelah diguyur hujan deras disertai angin kencang selama 3 hari berturt-turut. Untungnya, tidak ada korban jiwa maupun terluka dalam bencana ini, karena arus lalulintas sedang sepi saat itu.

“Saat terjadi longsor sore hari, kondisi di wilayah Desa Tambakan masih hujan disertai angin kencang. Jadi, baru keesokan, Minggu (31/1), bencana longsor ini kami laporkan ke BPBD Buleleng,” ungkap Perbekel Eka Wardana saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (2/1).

Petugas BPBD Buleleng, kata Eka Wardana, baru terjun ke lokasi melakukan pengecekan, Senin (1/2). Sehari kemudian, Selasa kemarin, alat berat berupa satu unit eskavator dikerahkan ke lokasi bencana di Banjar Sanglangki, Desa Tambakan untuk menangani material longsor yang menimbun badan jalan.

Ada dua titik longsor dalam satu jalur di Banjar Sanglangki Desa Tambakan yang membuat 150 KK terisolasi. Titik longsor pertama, di jalan berhotmix yang tertimbun material longsor setinggi kisaran 1,5 meter hingga 5 meter dengan panjang 20 meter. Sedangkan titik kedua, di jalan sambungan rabat beton dengan tinggi timbunan material setebal 5 meter sepanjang 15 meter. “Karena tingginya timbunan material longsor, tidak memungkinkan untuk ditangani secara manual,” papar Eka Wardana.

Itu sebabnya, 150 KK warga di Banjar Sanglangki, Desa Tambakan sempat selama tiga hari terisolasi, sebelum akses jalan berhasil dibuka petugas BPBD Buleleng dengan mengerahkan alat berat, Selasa kemarin. Jika ingin pergi ke pusat Desa Tambakan yang berjarak hanya 5 kilometer dari pemukimannya, mereka harus memutar jauh mencari jalan alternatif lewat Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung di sisi selatan. Mereka harus memutar sejauh 15 kilometer.

Eka Wardana menyebutkan, Desa Tambakan merupakan kawasan terluar Buleleng yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Badung di sisi selatan (tepatnya Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang), Kabupaten Bangli di sisi timur (tepatnya Desa Catur, Kecamatan Kintamani), dan Kabupaten Tabanan di sisi barat (tepatnya Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti).

Kawasan pegunungan Desa Tambakan ini hampir setiap tahun dihantam bencana longsor saat musim hujan. “Setiap musim hujan nyaris selalu terjadi bencana longsor. Namun, biasanya longsor skala kecil. Nah, untuk bencana longsor di Banjar Sanglangki kali ini terbilang cukup berat,” terang Eka Wardana.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, mengatakan pihaknya telah menurunkan satu unit alat berat eskavator ke Desa Tambakan untuk mempercepat penanganan material longsor. Masalahnya, akses jalan terputus akibat timbunan material longsor cukup tebal, sehingga 150 KK terisolasi.

“Kemarin (Senin) kami turun melakukan pengecekan, ternyata materialnya cukup tebal. Kalau ditangani secara manual, bisa dua minggu baru selesai. Makanya, kami putuskan untuk menruunkan alat berat ke lokasi. Hari ini (kemarin) material longsor sudah mulai dibersihkan, sehingga akses jalan bisa dilalui,” tandas Suadnyana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di Singaraja, Selasa kemarin.

Menurut Suadnyana, dengan penanganan menggunakan alat berat, material longsoran di dua titik kawasan Banjar Sanglangki, Desa Tambahan diperkirakan dapat terselesaikan dalam waktu dua hari. “Besok (hari ini) akan dilanjutkan lagi. Walaupun rerainan (Hari Suci Pagerwesi), penanganan bencana tetap harus jalan, sehingga ratusan warga yang terisolis bisa kembali melintasi akses jalan mereka,” tegas mantan Kasat Pol PP Buleleng ini.

Terkait peristiwa angin kencang disertai hujan deras yang menerjang wilayah Kabupaten Buleleng akhir pekan lalu, kata Suadnyana, tidak hanya menimbulkan bencana longsor di Desa Tambakan. Hujan angin juga merobohkan Bale Gong di Pura Desa Adat Lemukih, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Buleleng. Selain itu, juga terjadi bencana longsor di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan.

“Kalau dihitung dari Desa Pengastulan (Kecamatan Seririt, Buleleng), banyak sekali terjadi titik longsor. Tapi, jumlah titik bencana masih dalam proses assessment tim kami, belum selesai semuanya,” kata Suadnyana yang juga sempat menjabat sebagai Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Buleleng.

Disebutkan, sesuai dengan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem beripa hujan disertai angin kencang masih akan berlangsung hingga akhir Februari 2021 mendatang. Karena itu, BPBD Buleleng terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan bencana longsor dan gelombang pasang.

“Ketika terjadi intensitas hujan lebih dari 3 jam dengan curah tinggi, segera melakukan evakuasi mandiri dengan mencari tempat aman, terutama masyarakat yang tinggal di bibir tebing atau lereng bukit yang berpotensi longsor. Selain itu, warga yang tinggal di kawasan pesisir pantai juga harus mewaspadai gelombang pasang,” katanya. *k23

Komentar