nusabali

Bale Adat Warga Ambruk, Rumah dan Garase Mobil Jadi Korban Longsor

Cuaca Ekstrem, Hujan Deras dan Angin Kencang di Kecamatan Petang, Badung

  • www.nusabali.com-bale-adat-warga-ambruk-rumah-dan-garase-mobil-jadi-korban-longsor

Ada satu anggota keluarga berusia 80 tahun yang tinggal sendiri di rumah saat bale adat roboh, beruntung lansia itu tidak sedang berada di bangunan ambruk, padahal biasanya dia ada di sana.

MANGUPURA, NusaBali

Akibat cuaca ekstrem hujan deras yang disertai angin kencang, sebuah bangunan rumah bale adat milik warga Banjar Munduk Damping, Desa Petang, Kecamatan Petang, Badung roboh, Sabtu (30/1) pagi pukul 09.00 Wita. Beruntung kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Sementara pada, Jumat (29/1) malam rumah milik warga di Banjar Bon, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, juga tertimbun longsor.

Informasi yang dihimpun, Sabtu kemarin sebelum rumah bale adat itu roboh, malam sebelumnya atau pada, Jumat malam didahului dengan hujan deras dan angin kencang sejak pukul 20.00 Wita. Kemudian pada, Sabtu pagi harinya hujan sudah berhenti. Rumah warga tersebut dapat diakses melalui jalan besar menuju Pura Pucak Tedung, salah satu Pura Dang Kahyangan yang berlokasi di puncak sebuah bukit di wilayah Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung.

“Dari penuturan warga kami yang pemilik rumah, Made Sukri, rumah bale adat tersebut berusia sekitar 30 tahun. Kemungkinan karena hujan deras disertai angin cukup kencang kemarin, bale tidak kuat, akhirnya roboh seketika, Sabtu pagi pukul 09.00 Wita,” ujar Perbekel Petang, I Wayan Suryantara, saat dihubungi, Sabtu sore kemarin.

Saat pemantauan ke lokasi, Suryantara mendapatkan informasi jika saat kejadian semua anggota keluarga sedang keluar rumah. Hanya ada satu anggota keluarga yang sudah lanjut usia (lansia) sekitar 80 tahun yang tinggal sendiri di rumah saat bangunan itu roboh. Beruntungnya, lansia tersebut tidak sedang berada di bangunan rumah bale adat.

“Menurut informasi, biasanya lansia ini duduk di rumah bale adat itu sehari-harinya. Tapi beruntung saat kejadian duduknya di bale daja. Itu yang sempat dikhawatirkan semua anggota keluarga,” terang Perbekel Suryantara.

Akibat robohnya bangunan tersebut pemilik diperkirakan mengalami kerugian material sekitar Rp 30 sampai Rp 40 juta. Dijelaskan, rumah bale adat tersebut kerap digunakan untuk melakukan persiapan sarana untuk kegiatan adat. Kadang-kadang dipakai tempat untuk beristirahat di siang hari, termasuk kadang ditempati oleh salah satu anggota keluarganya yang sudah lansia itu.

“Syukur sekali, Ida Sesuhunan sweca melindungi. Pas ada musibah itu, lansianya pas tidak di sana,” kata Suryantara. Sebagai tindak lanjut, Perbekel Suryantara telah melaporkan kejadian tersebut ke BPBD Kabupaten Badung melalui grup Whatsapp. Sementara perangkat desa bersama BPD dan warga setempat rencananya hari ini, Minggu (31/1) akan melakukan gotong-royong membersihkan puing-puing bangunan tersebut.

Selain itu, jika misalnya ada dari pihak instansi terkait di Pemkab Badung yang akan melihat kondisi rumah warganya itu, dipersilahkan. Pihaknya juga berharap bisa ada bantuan untuk memperbaiki rumah tersebut. “Kami juga sudah sampaikan ke BPBD Badung melalui grup WhatsApp. Kami berharap warga kami bisa mendapat bantuan,” tandas Suryantara.

Sementara di tempat berbeda sebuah rumah milik warga di Banjar Bon, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, tertimbun longsor pada, Jumat (29/1) malam. Pemilik rumah, Wayan Selamat dan empat anggota keluarganya selamat dalam musibah tersebut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, dr Ni Nyoman Emmy Setiari seizin Kepala Pelaksana BPBD Badung Bagus Nyoman Wiranata, mengatakan musibah tanah longsor terjadi, Jumat malam sekitar pukul 22.00 Wita. Longsor diakibatkan tanah yang labil karena hujan deras disertai angin kencang di lokasi.

"Tanah longsor menutup akses jalan, menimpa kamar dan kamar mandi," kata Ermy Setiari. Meski begitu, syukur tak ada korban jiwa. Pemilik rumah Wayan Selamat dan keluarganya selamat. "Tim sudah melakukan pendataan ke lokasi. Mengenai berapa total kerugian masih kami hitung," kata Ermy Setiari sembari mengimbau warga yang berada di daerah rawan longsor untuk lebih waspada, karena curah hujan cukup tinggi.

Camat Petang, I Wayan Darma, saat dikonfirmasi membenarkan musibah tanah longsor di Banjar Bon, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang. "Betul, kejadiannya pukul 22.00 Wita. Tadi (kemarin) pihak dari BPBD sudah turun ke lokasi melakukan penanganan," ujarnya.

"Bangunan yang kena longsor itu milik Wayan Selamet. Hanya dapur dan ruang keluarga saja yang masih utuh. Pak Wayan Selamet dan keluarganya selamat," imbuh Wayan Darma. Masih menurut Wayan Darma, curah hujan tinggi sejak siang hari ditengarai menjadi penyebab tanah longsor. "Posisi tanah memang labil. Di lokasi juga banyak ada mata air," katanya.

Pascamusibah tersebut, Wayan Selamat dan semua anggota keluarga, terdiri dari istri dan tiga orang anak, mengungsi di rumah kerabatnya. "Sekarang sementara tinggal di rumah saudaranya," kata Wayan Darma sembari menyatakan kerugian materil akibat musibah tersebut sekitar Rp 45 juta.

Bencana tanah longsor lainnya juga terjadi di Banjar Bon, Desa Belok Sidan. Sebuah garase mobil milik I Made Sumadana, di Banjar Bon, Desa Belok Sidan, longsor tergerus air. Akibatnya dua unit mobil terjerembab.

"Garase itu sebenarnya berisi 3 mobil, pas malam kemarin satu mobil Ertiga dibawa belanja ke Desa Pelaga, Petang. Jadi, mobil yang ikut tergerus 1 unit mobil Toyota Rush dan pick up L300 untuk angkut sapi," tandas Wayan Darma. *ind, asa

Komentar