nusabali

Nelayan Desa Pemuteran Hilang Saat Cari Ikan dengan Spearfishing

Warga Pejarakan Tewas Tenggelam Saat Memancing Perairan Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak

  • www.nusabali.com-nelayan-desa-pemuteran-hilang-saat-cari-ikan-dengan-spearfishing

Nelayan yang hilang saat mencari ikan dengan sperfishing di perairan Desa Pemuteran adalah I Kadek Astawan, sementara warga Desa Pejarakan yang tewas tenggelam di perairan Sumberklampok bernama Gede Wayan Tastra

SINGARAJA, NusaBali

Seorang nelayan asal Banjar Dinas Loka Segara, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, I Kadek Astawan, 30, dilaporkan hilang saat mencari ikan dengan spearfishing atau menembak di perairan setempat, Selasa (26/1) siang. Hingga kemarin sore keberadaan korban Kadek Astawan belum diketahui. Pada hari yang sama kemarin, seorang warga Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Gede Wayan Tastra, 37, tewas tenggelam saat memancing cumi-cumi di perairan Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak.

Informasi di lapangan, korban Kadek Astawan berangkat mencari ikan dengan naik perahu dari Pelabuhan Pemuteran dengan jarak tempuh sekitar 1 jam, Selasa pagi pukul 07.00 Wita. Korban berangkat bersama 5 temannya dalam satu perahu. Mereka kemudian melakukan spearfishing di sekitar Rumpon Tiga Roda perairan Desa Pemuteran.

Entah apa yang terjadi, saat rombongan nelayan sekampung tersebut hendak pulang siang sekitar pukul 13.00 Wita, korban Kadek Astawan tidak muncul ke permukaan. Kelima rekannya pun berinisiatif mencari korban di sekitar lokasi. Namun, hingga sore pukul 15.00 Wita, korban belum juga ditemukan.

Salah satu rekan korban, Nyoman Suladra, 35, kemudian melaporkan kejadian menghilangnya Kadek Astawan kepada Bhabinkamtibmas Desa Pemuteran, Bripka I Gede Astawa. Selanjutnya, Bripka Gede Astawa meneruskan laporan nelayan hilang ke Sat Pol Air Polres Buleleng dan Pos Pencarian & Pertolongan Kabupaten Buleleng.

Kasat Pol Air Polres Buleleng, AKP I Wayan Parta, mengungkapkan saksi Nyoman Suladra baru menyadari korban Kadek Astawan menghilang setelah empat kali penyelaman pukul 13.00 Wita. "Saksi menanyakan kepada temannya yang lain, ternyata tidak ada yang mengetahui posisi korban," kata AKP Wayan Parta saat dikonfirmasi, Selasa sore.

"Saksi bersama empat temannya yang lain kemudian melakukan pencarian di sekitar rumpon, namun korban tidak terlihat. Akhirnya, mereka memutuskan kembali ke darat sekitar pukul 15.00 Wita untuk menginformasikan kepada keluarga dan meminta pertolongan bantuan pencarian," imbuhnya.

Selanjutnya, 13 personel tim gabungan yang terdiri dari Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Buleleng, BPBD Buleleng, TNI AL Celukan Bawang, Pol Air Celukan Bawang, dan nelayan setempat, diterjunkan dengan Rigit Inflatable Boat (RIB) untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi korban dilaporkan menghilang. Namun, hingga kemarin petang korban belum ditemukan.

Menurut AKP Wayan Parta, tim Basarnas telah terjun melakukan pencarian sejak pukul 16.40 Wita. Saat dikonfirmasi mengenai penyebab korban Kadek Astawan hilang di laut, AKP Wayan Parta belum bisa memastikannya. "Belum diketahui pasti. Kami tetap upayakan pencarian korban. Mudah-mudahan nanti korban segera bisa ditemukan," tandasnya.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Komandan Pos Angkatan Laut Celukan Bawang, Peltu Nur Taufik, mengatakan korban Kadek Astawan menghilang saat aktivitas spearfishing bersama 5 rekannya. "Laporannya memang 6 orang melakukan aktivitas spearfishing. Namun, setelah pukul 13.00 Wita, satu orang tidak muncul ke permukaan," kata Peltu Nur Taufik.

Sedangkan Camat Gerokgak, Made Juartawan, mengatakan Tim SAR Gabungan telah melakukan pencarian hingga kemarin sore. Namun, pencarian korban Kadek Astawan diputuskan untuk dihentikan sementara akibat cuaca buruk.

Sementara itu, seorang warga Banjar Dinas Goris Kemiri, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Gede Wayan Tastra alias Cukong, 37, tewas tenggelam saat memancing cumi-cumi di perairan Labuan Lalang, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Selasa (26/1) sore pukul 17.00 Wita.

Informasinya, peristiwa tersebut bermula saat korban Wayan Tastra bersama temannya, Putu Arimbawa, 22, memancing cumi-cumi tanpa menggunakan perahu dan pelampung. Saat memancing, kondisi air laut sedang surut. Namun, tiba-tiba air laut meninggi.

Nah, saat air pasang dan ombak mulai besar itulah korban Wayan Tastra tenggelam hingga akhirnya tewas. Saat itu, korban sempat ditolong oleh Putu Arimbawa dengan memegang tangannya. Namum sayang, Putu Arimbawa justru ikut terseret arus kencang, sehingga korban terlepas dari jangkauannya.

Untungnya, Putu Arimbawa selamat dari maut. Arimbawa kemudian meminta pertolongan kepada seorang nelayan setempat, Made Sarmayasa, 43, yang sedang memancing di sekitar lokasi dengan membawa perahu. Mereka kemudian kembali ke lokasi korban tenggelam. Korban Wayan Tastra berhasil dievakuasi dengan dinaikkan ke atas perahu. Saat dievakuasi, korban sudah dalam keadaan lemas.

Putu Arimbawa yang dalam kondisi panik kemudian berusaha memberikan pertolongan dengan menekan dada korban, hingga keluar air di atas perahu yang melaju ke pinggir pantai. Setibanya di daratan, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Gerokgak II dengan dibantu oleh warga setempat. Namun, nyawa korban gagal diselamatkan. Oleh dokter Puskesmas Gerokgak II, dr Rima, korban Wayan Tastra dinyatakan meninggal.

Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarajaya, mengatakan jenazah korban Wayan tastra sudah disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Goris Kemiri, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. "Korban murni meninggal karena tenggelam. Tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Pihak keluarga korban sudah mengikhlaskan dan menganggap peristiwa ini sebagai musibah," terang Iptu Sumarajaya di Singaraja, tadi malam. *m

Komentar