nusabali

Pengaruh COVID-19 Terhadap Aktivitas Bisnis

  • www.nusabali.com-pengaruh-covid-19-terhadap-aktivitas-bisnis

Dunia sedang dilanda virus yang berasal dari China yang memberikan dampak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Virus ini dikenal dengan nama Corona virus yang dimulai dari Wuhan, China pada bulan Desember 2019.

Mahasiswi London School of Public Relations Bali (LSPR)

Dengan munculnya Covid-19 ini, pemerintahan Indonesia mulai menghimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari dalam rumah (work from home) untuk memutus rantai penyebaran virus ini. Cara yang dilakukan pemerintah yakni melalui social distancing dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). 

Adanya kebijakan ini memberi dampak yang dirasakan oleh semua kalangan, mulai dari kalangan atas, menengah sampai ke bawah. Kesulitan untuk mencari nafkah dan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi kesulitan yang dirasakan akibat pandemic Covid-19 ini. Bisnis kewirausahaan adalah salah satu yang dipengaruhi oleh pandemic ini. Mulai dari binis yang bergerak di bidang fashion, kopi, makanan, minuman, dan lainnya. 

Coronavirus bukan hanya sekedar bencana kesehatan, virus ini menimbulkan kerugian di sektor ekonomi. Dampak nyatanya dapat dilihat dari banyaknya pelaku bisnis di Indonesia, mulai dari penurunan aktivitas jual-beli, bahan baku yang mulai sulit didapat, distribusi terhambat dan kebijakan pemerintah dalam menerapkan protokol yang mengharuskan pelaku bisnis mengeluarkan dana lebih. 

Sejak pandemi ini berlangsung, para pelaku usaha juga menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah, mulai dari mengharuskan pelanggan untuk mencuci tangan sebelum memasuki toko, menyediakan hand sanitizer, pengecekan suhu dan mewajibkan siapapun yang berada di dalamnya untuk menggunakan masker. Seperti salah satu usaha bisnis Karvin Store yang bergerak di bidang fashion ini juga sudah menerapkan protokol kesehatan dan membatasi kapasitas orang untuk berada di dalam tokonnya, “Saya membatasi orang untuk berada di dalam toko saya guna untuk menjaga jarak satu sama lain, untuk toko selebar ini saya membatasi 5-8 orang maksimal.” Ujar Karina Vina, Owner Karvin Store. (19/11/2020)

Karvin Store juga sempat mengalami perubahan jam operasional pada awal masa pandemic ini, “Pada awal munculnya virus ini kami sempat buka dari jam 1 siang sampai jam 8 malam, tapi setelah new normal kita mulai buka normal dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam.” Ujar Julia Saraswati, Marketing Communication Karvin Srore. (20/11/2020) 

Di tengah pandemic Covid-19 berlangsung, tidak sedikit usaha start-up yang mengalami kebangkrutan karena tidak bisa menarik minat pelanggan lagi.  Ini juga dirasakan oleh salah satu usaha bisnis yang bergerak di bidang fashion, “Pastinya ada fase disaat penjualan menurun, tapi ini tergantung bagaimana kita mengatur strateginya. Kita harus tetap berinovasi seperti apasih yang orang butuhkan dan apasih yang orang cari agar kita tetap ada penjualan.” Ujar Karina Vina, Owner Karvin Store. (19/11/2020)

Seperti di saat awal pandemi corona virus berlangsung dimana pada saat itu adanya demand atau permintaan yang sangat tinggi terhadap masker medis namun supplaynya yang terbatas. Sehingga pada saat itu terjadi, banyak oknum yang menimbun masker medis dan menjualnya dengan harga tinggi sehingga banyak masyarakat yang tidak mampu untuk membelinya. Melihat situasi seperti ini, Karina melihat peluang dalam masalah ini dan muncullah ide untuk menjual masker kain dengan harga yang ekonomis. Antusiasme masyarakat saat diluncurkannya masker kain ini sangat tinggi bahkan membuat Karina sendiri kewalahan dalam menangani orderan customer yang berjumlah ribuan pcs per bulannya.

Dalam mempertahankan penjualan, Karvin Store menerapkan strategi branding yang cenderung memanfaatkan sosial media “Tentunya kita menjual apa yang dibutuhkan pasar, seperti saat ini menjual rantai masker yang sedang digandrungi masyarakat untuk menunjuang fashion mereka. Kita juga menggunakan jasa influencer atau selebgram dan berita-berita yang ada di Instagram untuk mempromosikan barang jualan dari Karvin Store sendiri.” Ujar Karina Vina, pemilik usaha Karvin Store (19/11/2020)

Masuknya wabah coronavirus ini membuat banyak aktivitas terhambat dan para pelaku bisnis baik usaha kecil hingga besar harus menguatkan ikat pinggangnya. Dalam mengatasi ini perlunya strategi-strategi yang harus diaplikasikan oleh manajer atau pemilik bisnis untuk mengantisipasi adanya kerugian yang dialami pelaku bisnis. Mulai dari inovasi produk, melihat needs atau kebutuhan masyarakat dan promosi yang menarik pembeli. Karena, dampak corona virus ini sendiri bagi masyarakat khususnya di Bali sangat terasa. Dimana sektor utama di Bali yaitu sektor pariwisata mengalami penurunan yang signifikan. Sehingga, masyarakat lebih memilih untuk membeli barang yang lebih fungsional. Dalam pandemi ini, kreatifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan bisnis agar tidak collapse atau berhenti di tengah jalan.*


*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Komentar