nusabali

Pelajar Tewas Tabrak Bataran Sanggah

  • www.nusabali.com-pelajar-tewas-tabrak-bataran-sanggah

Dua hari sebelum kecelakaan, korban sempat bermimpi jalan-jalan ke setra.

TABANAN, NusaBali
Kecelakaan renggut korban jiwa terjadi di Jalan Jurusan Tabanan-Yeh Gangga tepatnya di Banjar Gubug Baleran, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan pada Selasa (19/1) sekitar pukul 01.00 wita dini hari. Korbannya adalah pelajar SMA I Tabanan, I Kadek Andika Gangga Iswara, 17, yang tewas setelah menabrak bataran sanggah pertokoan.

Kasat lantas Polres Tabanan AKP Ni Putu Wila Indrayani menerangkan sebelum kecelakaan terjadi, siswa asal Banjar Tonja, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan ini datang dari arah selatan jurusan Yeh Gangga menuju arah utara jurusan Tabanan dengan mengendarai motor N Max nopol 6586 GAA. Setibanya dilokasi kejadian saat akan memasuki tikungan ke kanan diduga mengantuk.

Korban tak bisa kuasai kendaraan dengan baik. Jalan yang harusnya menikung ke kanan justru berjalan lurus masuk ke halaman pertokoan dan menabrak bataran sanggah. "Sepeda motor korban sempat terpental kearah barat dan korban  pengendara tidak sadarkan diri hingga korban meninggal di TKP tanpa mendapatkan pertolongan," beber AKP Wila Indrayani.

Dia menyebutkan kecelakaan tersebut terjadi diduga pengemudi ngantuk. Saat ini jenazah korban masih dititip di BRSU Tabanan. "Jenazah sudah dibawa pulang oleh keluarga," imbuh AKP Wila Indrayani.

Sementara itu Kelian Dinas Banjar Gubug Baleran I Gusti Gede Sumaharadika mengatakan kecelakaan tersebut diketahui pertama kali oleh pemilik toko I Wayan Mulyadana. Begitu pemilik toko keluar sudah ditemukan sepeda motor dan orang tergelak di depan toko tersebut. "Tidak ada yang lihat kejadian karena dini hari dan cuaca sedang hujan," ujarnya.

Atas temuan tersebut pemilik toko berkoordinasi ke adat dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi. "Korban ini katanya masih SMA, untuk luka disebelah mana saya tidak mengetahui karena saat saya sampai di TKP korban sudah dibawa ke rumah sakit," tandasnya.

Terpisah Kelian Dinas Banjar Tonja, I Made Suarjaya membenarkan jika salah satu warganya meninggal karena kecelakaan. Hal ini diketahui setelah dia bersama istrinya dibangunkan pemilik pertokoan untuk memastikan korban. "Pagi-pagi pukul 06.00 wita saya dipanggil sama yang punya toko untuk memastikan apakah benar warga saya. Saya memastikan lewat KTP yang dibawa Kadek, karena saat itu posisi Kadek tertelungkup tidak bisa mengenali wajahnya," ujar Suarjaya.

Setelah memastikan bahwa itu korban, Suarjaya langsung memberikan informasi ke orang tua korban dan bersama-sama menuju lokasi kejadian. "Petugas kepolisian yang sudah ada dilokasi langsung membawa Kadek (korban) ke rumah sakit," imbuhnya.

Menurutnya sesuai informasi dari rekan  korban Kadek Andika Gangga Iswara sebelum kecelakaan dia sempat beli mie sama es dengan rekanya di sebuah warung yang tak jauh dari lokasi kecelakaan. Namun saat itu korban ingin pulang duluan mengaku perutnya sakit. "Jadi dini hari itu Kadek (korban) tidak ada yang melihat kejadian karena hujan, namun tetangga sekitar sempat mendengar suara benturan," bener Suarjaya.

Untuk saat ini jenazah korban masih dititip di BRSU Tabanan. Kebetulan di Banjar Tonja sendiri sedang ada upacara memperbaiki Pura Prajapati. Rencananya korban akan dilakukan upacara mekinsan di Gni di Krematorium Desa Pangkung Tibah, Kecamatan Kediri pada Wraspati Paing Dukut, Kamis (21/1). "Disana nanti langsung akan dilakukan upacara potong gigi mengingat Kadek (korban) belum potong gigi," tegasnya.

Dia menambahkan korban adalah anak kedua dari pasangan I Ketut Suarjana dan Ni Kadek Ayu Srigati. "Korban masih SMA kelas 3 di SMAN 1 Tabanan, korban punya kakak laki-laki," tandasnya.

Ditambahkan Made Suarjaya keseharian korban jika kumpul sama teman tak banyak bicara. Tetapi senang sama peliharaan burung, cupang dan anjing. "Dia (korban tak banyak bicara kalau kumpul sama teman-temannya," terangnya.

Namun rupanya menurut cerita ayah korban, dua hari sebelum kejadian korban sempat bermimpi jalan-jalan ke setra. "Mimpinya itu dibilang sama bapaknya, artinya dua hari sebelum meninggal sifatnya juga beda dari biasanya, sempat bantu ibunya menganyam ketupat untuk kepentingan upacara di Pura Dalem," tambah Suarjaya. *des

Komentar