nusabali

Cegah Pandemi, Prosesi Minim Pamedek

Usaba Dalem di Pura Dalem Puri Besakih

  • www.nusabali.com-cegah-pandemi-prosesi-minim-pamedek

AMLAPURA, NusaBali
Puncak upacara Usaba Dalem di Pura Dalem Puri Besakih, Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, berlangsung pada Soma Wage Dukut, Senin (18/1).

Persembahyangan umat mulai bisa dilakukan saat Nedunang Ida Bhatara, Buda Wage Kelawu, Rabu (13/1). Namun prosesi penting di pura ternama di Bali ini nyaris tanpa pamedek dari luar desa.

Kondisi itu sebagai akibat pemberlakuan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Prokes ini antara lain, imbauan dari pemerintah agar umat tidak menggelar pamuspaan ke Pura Dalem Puri Besakih. Pemuspaan cukup dilakukan dari mrajan di rumah rumah masing-masing.

Dengan itu, tidak terlihat ada banyak pamedek yang dating. Kondisi itu tampak saat NusaBali melakukan pemantauan di Pura Dalem Puri Besakih, Saniscara Paing Kelawu, Sabtu (16/1). Puncak Karya Usaba Dalem Puri Besakih, Soma Wage Dukut, Senin (18/1). Ida Bhatara masineb pada Anggara Kliwon Dukut, Selasa (19/1). Biasanya, jika sebelum ada pandemic Covid-19, pamedek membeludak terutama di jaba timur Pura Dalem Puri. Lokasi ini merupakan Tegal Penangsaran, tempat menggelar banten Sodaan (persembahan) kepada Sang Pitara, sehingga upacara itu juga lazim disebut Usaba Pitra. Namun ternyata hanya segelintir pamedek yang menggelar Sodaan. Di Tegal Penangsaran yang telah dibuat sekat-sekat tempat menggelar banten Sodaan. Dari 10 sekat yang ada, terlihat bekas menggelar banten Sodaan hanya di tiga sekat.

Pamedek tak lagi tampak ramai baik di Tegal Penangsaran, Pura Prajapati dan Pura Dalem, pasca terbit Surat Keputusan Bersama dari PHDI Karangasem dan Majelis Desa Adat Karangasem, Nomor 001/PHDI-Kr.Asem/I/2021 dan Nomor 007/MDA-Kr.Asem/I/2021, tentang Pembatasan Kehadiran Pamedek dalam Pelaksanaan Upacara Usaba Pitra, di Pura Dalem Puri Besakih dalam Situasi Pandemi Covid-19. Surat itu diterbitkan per 4 Januari 2021 ditandatangani Ketua PHDI Karangasem Dr Ni Nengah Rustini MAg dan Bendesa Madya MDA Karangasem I Ketut Alit Suardana.

Sesuai amanat surat keputusan itu, umat sedharma diingatkan agar menggelar persembahyangan cukup dari Pura Paibon atau Pura Merajan, masing-masing, terpenting menggunakan tirtha dari Pura Dalem Puri Besakih, yang didapatkan dari bendesa adat setempat.

Itulah sebabnya, nyaris tanpa pamedek yang datang ke Pura Dalem Puri Besakih, mengingat masih tingginya penyebaran Covid-19 di Bali. Surat ederan ini juga guna menghindari kerumunan dan klaster baru di Pura Dalem Puri Besakih.

Ketua GTPP (Gugus Tugas Percepatan Penanganan) Covid-19 Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengakui hal itu. Menurutnya, hal utama adalah menjaga kesehatan umat sedharma. Muspa bisa dilakukan dari Pura Paibon atau Pura Merajan, masing-masing. "Meski demikian petugas GTPP Covid-19, Karangasem bersinergi dengan GTPP Covid-19 Kecamatan Rendang dan GTPP Covud-19 Desa Besakih, terus berjaga-jaga di dua pos yang telah dibangun di depan Pura Dalem Puri Besakih," kata I Gusti Ayu Mas Sumatri, yang juga Bupati Karangasem.

Pos jaga itu juga melibatkan sejumlah tenaga kesehatan, bersinergi dengan petugas GTPP. Ketua GTPP Covid-19 Kecamatan Rendang I Wayan Mastra juga turut memantau situasi Pura Dalem Puri Besakih. "Nyaris tanpa pemedek, walau ada yang datang, bisa dihitung dengan jari, sehingga tidak ada kerumunan. pecalang juga berjaga-jaga di Pura Dalem Puri Besakih," kata Camat Rendang ini. *k16

Komentar