nusabali

Longsor Terjang Dua Desa di Kecamatan Busungbiu, Buleleng

  • www.nusabali.com-longsor-terjang-dua-desa-di-kecamatan-busungbiu-buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Buleleng, Jumat (15/1) tengah malam, menimbulkan bencana tanah longsor di dua desa di Kecamatan Busungbiu, yakni di Desa Sepang dan Desa Sepang Kelod pada, Sabtu (16/1) dini hari.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun satu bangunan rumah dan mobil milik warga dilaporkan rusak digerus longsor. Berdasarkan informasi yang dihimpun NusaBali, lokasi musibah tanah longsor pertama terjadi di Desa Sepang tepatnya di kebun milik Made Darmayasa, 64, di Banjar Dinas Sepang, Desa Sepang. Akibat longsor tersebut jalan raya penghubung Desa Sepang dan Desa Sepang Kelod sempat terputus karena tertutup material longsor dan batang pohon yang tumbang.

Kelian Banjar Dinas Sepang, Desa Sepang, Putu Adiana mengungkapkan, ada puluhan titik tanah longsor yang terjadi karena hujan deras pada, Jumat malam. Namun yang paling parah terjadi di jalan kabupaten penghubung Desa Sepang dan Desa Sepang Kelod tersebut. "Tanah setinggi sekitar 20 meter amblas dan menutup akses jalan," ujar Putu Adiana, saat dikonfirmasi, kemarin.

Dia mengatakan, sisa material longsor di lokasi tersebut sudah dibersihkan oleh petugas gabungan personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng, TNI/Polri, dan warga pada, Sabtu pagi. "Kami bergotong-royong bersama warga serta petugas membersihkan sisa tanah longsor hingga, Sabtu siang dan jalan tersebut sudah bisa dilalui kendaraan," jelasnya.

Lokasi tanah longsor kedua terjadi di Desa Sepang Kelod, yang terjadi sedikitnya di 6 titik di Banjar Dinas Asah Badung dan Banjar Dinas Gunung Sari. Selain menutup 5 akses jalan Desa Sepang Kelod, musibah longsor yang terjadi, Sabtu dinihari sekitar pukul 01.30 Wita ini juga menggerus tembok panyengker rumah Putu Artono, 55, di Banjar Dinas Asah Badung.

Perbekel Desa Sepang Kelod, Ketut Ngurah, mengatakan tanah longsor tersebut menutup akses jalan di Banjar Dinas Asah Badung menuju Banjar Dinas Gunung Sari.

"Selain longsor, di lokasi tersebut juga ada pohon tumbang. Sehingga jalan masih belum bisa dilintasi. Sampai sekarang warga masih gotong royong membersihkan tanah dan batang pohon yang menutup jalan," katanya. Selain menutup jalan, satu kendaraan mobil milik Kadek Darsana, 30, warga Banjar Dinas Asah Badung, juga ikut terseret saat musibah tanah longsor terjadi. Sebelum musibah longsor itu terjadi, mobil Honda Jazz bernopol DK 1371 AY ini sedang berhenti di jalan karena hujan deras dan sang pemilik mobil bermaksud memindahkan batu yang menghalangi lintasan jalan.

Menurut keterangan Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, sebelum longsor pemilik mobil memang tengah melintas di jalan sekitar lokasi longsor kemudian berhenti. Begitu pemilik mobil keluar dari mobilnya, tanah longsor terjadi. Mobil tersebut kemudian tersapu longsor dan ditemukan oleh warga pada, Sabtu pagi di jurang sedalam sekitar 10 meter.

"Sang pemilik mobil berhasil selamat dari longsor karena memutuskan pergi dan meninggalkan mobilnya tersebut. Mobil korban ditemukan dalam kondisi rusak ringan dan kini sudah dievakuasi dengan diderek dari lokasi kejadian," kata dia. Suadnyana menambahkan, pasca musibah longsor di dua desa tersebut (Desa Sepang dan Desa Sepang Kelod), pihaknya sudah menerjunkan personel TRC-BPBD untuk mengevakuasi material sisa longsor. Saat ini material longsor yang menutup akses jalan kabupaten di Desa Sepang sudah dibersihkan kembali. Sedangkan material longsor di Desa Sepang Kelod belum sepenuhnya bisa dievakuasi. Suadnyana mengaku jika material longsoran yang menimbun jalan cukup banyak. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya sumber air untuk melakukan penyemprotan jalan. Pihaknya akan mengerahkan alat berat pada evakuasi lanjutan, Minggu (17/1) hari ini.

Sementara itu, Camat Busungbiu, Gede Putra Aryana mengatakan telah meminta bantuan untuk mendatangkan alat berat kepada BPBD Buleleng untuk proses evakuasi material sisa longsor. Terlebih, material longsoran berupa kayu gelondongan yang berukuran besar di pinggir jalan, sulit dievakuasi dengan cara manual. Dirinya pun tak menampik jika wilayah Desa Sepang dan Sepang Kelod merupakan kawasan yang rawan bencana. Bahkan, sebelum bencana alam terjadi, Putra mengaku sudah mendapat pemetaan dari BPBD Buleleng terkait wilayah rawan bencana di dua desa tersebut. "Tanah memang mudah bergerak. Sehingga rawan bencana. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi," pungkasnya. *m

Komentar