nusabali

Telur Kerap Dimakan Anjing, Yeh Gangga Bangun Konservasi Penyu

  • www.nusabali.com-telur-kerap-dimakan-anjing-yeh-gangga-bangun-konservasi-penyu

TABANAN, NusaBali
Daya Tarik Wisata (DTW) Yeh Gangga, di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, Tababan, kini memiliki konservasi penyu (tukik).

Bangunan konservasi ini sudah rampung dua bulan lalu tersebut diberi nama Konservasi Gangga Lestari Bali. Konservasi dibuat untuk mendukung kegiatan wisata setempat.

Dengan konservasi dibawah naungan Desa Adat Yeh Gangga itu, seluruh telur Penyu yang sebelumnya kerap dimakan anjing, kini bisa diselamatkan. Bendesa Adat Yeh Gangga I Ketut Dolia mengatakan, konservasi sudah rampung dan diplaspas dua bulan lalu. Kegiatan ini selain untuk menyelematkan telur penyu, juga mendukung Objek Wisata Yeh Gangga. “Tidak perlu lagi melihat konservasi Penyu ke Tanjung Benoa, Badung. Kini konservasi bisa dilihat di Yeh Gangga Tabanan,” ujarnya laksakna berpromosi, Minggu (10/1).

Menurutnya, konservasi ini berkapasitas menangkar Tukik sekitar 500.000 ekor. Pihaknya menyediakan 4 bak besar uhtuk penetasan telur Tukik. Bahkan jika 4 bak ini penuh sudah disediakan bak cadangan. “Saat ini Tukik belum ada, hanya terdapat 84 telur. Bulan April 2021 mendatang baru banyak,” tegasnya.

Dolia menegaskan jika sedang musim, di sepanjang Pantai Yeh Gangga kerap ditemukan Penyu bertelur. Sebelum adanya konservasi, masyarakat sudah menyelamatkan keberadaan telur Penyu yang ditemukan. Namun banyak juga telur Penyu dimakan anjing. Dengan adanya keberadaan konservasi ini, otomatis penyelamatan hewan dilindungi tersebut bisa dilakukan dalam jangka panjang.

Jelas Dolia, petugas konservasi juga memberikan imbalan kepada masyarakat, jika menemukan sarang telur Penyu akan diupah Rp 100.000 per orang. “Upah ini diberikan supaya telur yang didapat tidak disalahgunakan, jika ada yang menemukan satu sarang upahnya, Rp 100.000,” tegas Dolia.

Dolia berharap adanya konservasi ini bisa menambah kunjungan ke objek wisata di Yeh Gangga. Karena tujuan awalnya memang ingin membuat tambahan objek wisata baru selain sudah ada wisata majukungan (naik perahu) dan Bebek-bebekan. “Untuk bisa melihat konservasi, kami tidak mematok harga tiket, bisa bayar seikhlasnya untuk biaya perawatan,” tandas Dolia. *des

Komentar