nusabali

Kodim 1609/Buleleng Inisiasi Budidaya Porang di Desa Bukti

  • www.nusabali.com-kodim-1609buleleng-inisiasi-budidaya-porang-di-desa-bukti

SINGARAJA, NusaBali
Tanaman porang yang tak asing bagi penduduk Indonesia khususnya Bali kini diujicoba di lahan seluas satu hektare yang berlokasi di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Pengembangan dan pemasyarakatan porang ini diinisiasi oleh Kodim 1609/Buleleng dengan program ketahanan pangan. Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Windra Lisrianto ditemui di lokasi penanaman porang, Selasa (5/1), mengatakan tanaman porang dipilih karena saat ini masih dalam situasi pandemi.

“Pandemi ini ekonomi tidak tumbuh baik, pariwisata lesu sehingga satu-satunya sektor yang masih bisa diandalkan adalah sektor pertanian budidaya porang. Harapan kami bisa menjadi sumber pendapatan alternatif,” ujar Dandim Letkol Windra.

Dia menambahkan selain sebagai sumber pendapatan, tanaman porang juga dapat menjadi pangan alternatif pengganti beras. Hal ini, menurut Letkol Windra, dapat mendukung pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan. Tanaman porang dipilih untuk dikembangkan di Buleleng karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Bahkan saat ini sejumlah pabrik di Jawa Timur mengolah porang menjadi bahan baku makanan dan diekspor ke Vietnam hingga Jepang.

“Jika dirawat dengan baik, selama 2 tahun lahan 1 hektare ini sudah bisa menghasilkan sampai Rp 1 miliar. Sehingga kami termotivasi memberikan lahan percontohan kepada masyarakat. Dan ini disosialisasikan ke masyarakat, harapannya masyarakat lain bisa mengembangkan juga. Tetapi kami akan berikan bukti dulu melalui lahan percontohan ini,” ungkap Letkol Windra.

Kodim 1609/Buleleng pada Selasa (5/1), juga mendatangkan pakar tanaman porang yang memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat Desa Bukti, tentang bagaimana menanam, merawat hingga memasarkan porang. “Kami memilih porang karena hasil produksi pasca panen sudah pasti diserap pabrik, karena saat ini sudah ada banyak pabrik pengolahan porang yang siap menampung puluhan ribu ton tiap tahunnya,” tutur Letkol Windra.

Sementara Jro Made Sukresna sebagai pemilik lahan percontohan yang digarap Kodim/1609 Buleleng, bersedia menyerahkan lahannya untuk demplot. Dengan sosialisasi dan peluang yang ditawarkan, dia pun berharap kebunnya menjadi percontohan untuk masyarakat setempat. “Ya untuk hasil saya belum terlalu memikirkan karena ini masih uji coba. Selama ini dapat dari hasil kelapa, mangga, dan sapi. Kalau tanaman porang ini, karena tidak mengganggu tanaman lain saya coba, siapa tahu berhasil bisa jadi kebun contoh untuk masyarakat lainnya di sini,” kata Jro Sukresna yang juga Bendesa Adat Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Dia pun tak menampik jika nilai ekonomis tanaman porang sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan hitung-hitungan bisnis yang sangat menjanjikan. Tanaman porang menurutnya tak hanya dapat dijual setelah dipanen menjadi umbi, tetapi dari pembibitan juga bisa dibisniskan.

Tanaman porang di Desa Bukti pun sudah familiar di kalangan masyarakat. Tanaman jenis umbi-umbian ini biasanya tumbuh dengan liar di kebun-kebun warga. Sukresna mengaku sering mengkonsumsi porang yang diolah menjadi berbagai makanan, seperti porang kukus, kolak. *k23

Komentar