nusabali

Dibantu Pusat, Lestarikan Tradisi Catur Desa

Arena Magangsing di Desa Munduk Diplaspas

  • www.nusabali.com-dibantu-pusat-lestarikan-tradisi-catur-desa

SINGARAJA, NusaBali
Desa Munduk, salah satu bagian dari Catur Desa selain Desa Gobleg dan Desa Gesing di Kecamatan Banjar, serta  Desa Umajero di Kecamatan Busungbiu, Buleleng.

Desa Munduk kini memiliki arena Magangsing. Tempat untuk bermain gangsing ini sudah lama diimpikan oleh krama Catur Desa yang memang mewarisi tradisi Magangsing secara turun temurun.

Arena Magangsing dibangun dengan bantuan dana dari pemerintah pusat, Rp 1 miliar lebih, berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Arena ini usai dikerjakan rekanan, dilengkapi tribun penonton. Pengerjaan selama 105 hari sejak 25 Agustus - 14 Desember 2020. Bangunan arena diplaspas pada Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu (19/12).

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Made Sudama Diana,  ditemui usai upacara Mlaspas di Desa Munduk, mengatakan pembangunan ini tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pariwisata. Pembangunan arena Magangsing. Proyek ini masuk dalam program Pembangunan Panggung Kesenian dan Penonton. Mantan Camat Busungbiu ini menjelaskan, Desa Adat Munduk masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sehingga pembangunan arena ini bisa diusulkan. “Sebenarnya pemerintah pusat memberikan anggaran untuk pembangunan arena Magangsing ini Rp 1.020.000.000. Namun dalam proses tender yang dimenangkan oleh pihak penyedia dengan nilai kontrak Rp 871.355.000,” ucap Kadispar Sudama Diana.

Ketersediaan faslitas arena Magangsing ini diharapkan dapat memberikan wadah krama Catur Desa khususnya Desa Munduk untuk melestarikan tradisi Magangsing. Seluruh krama yang ingin bermain ataupun menyelenggarakan lomba Magangsing tak perlu repot mencari tempat. Karena kini sudah tersedia fasilitas representatif untuk bermain gangsing. “Dengan ada arena ini, ke depannya jika ada festival yang melibatkan atraksi Magangsingan, bisa dilakukan disini,” jelas dia.

Desa Munduk dipilih untuk pembangunan arena Magangsing karena sejak lama getol berjuang. Pemenuhan fasilitas Magangsing ini pun seperti gayung bersambut dengan pesatnya perkembangan pariwisata di Desa Munduk. Sehingga tradisi bermain gangsing tak hanya untuk pelestarian, tetapi juga dapat menunjang pertunjukan pariwisata.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menghadiri acara Mlaspas arena tersebut. Dia mengatakan, aset kebudayaan seperti Magangsingan ini perlu dijaga bersama dan dikembangkan sebagai community based tourism. Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini juga berpesan, permainan Magangsingan tidak boleh terlepas dari tradisi yang sudah ada. Mulai dari penentuan bahan, hingga pengerjaan harus tetap menggunakan bahan dan alat yang tradisional. Menurutnya, itu merupakan daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Dirinya mengusulkan, sebelum lomba Magangsingan, diadakan juga lomba membuat gangsing. “Saya mengusulkan, kedepan kalau ada lomba Magangsingan, tiga hari sebelumnya ada lomba membuat Gangsing yang akan digunakan untuk perlombaan nantinya. Sehingga runutannya lebih panjang. Ini juga bisa menjadi edukasi kepada wisatawan bagaimana cara membuat gangsing,” usulnya. Masyarakat di desa penyangga catur desa juga disarankan menanam pohon yang kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gangsing. *k23

Komentar