nusabali

Sulit Pertahankan Perajin Arak Bali

  • www.nusabali.com-sulit-pertahankan-perajin-arak-bali

TREND permintaan Arak khas Bali memang cenderung naik khususnya di Bali.

Tak hanya untuk minuman penghangat tubuh, Arak juga dibeli masyarakat untuk kelengkapan bahan obat-obatan  tradisional dan prosesi upacara. Namun demikian, tak mudah mempertahankan keberadaan perajin Arak Bali.

Bahkan usaha kerajinan tradisional Arak Bali, khususnya di Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, makin punah. Padahal era tahun 1980an ke bawah, banjar yang dikenal dengan aroma Araknya yang khas ini punya belasan unit perajin Arak.

Kini Banjar Jelengkungkang hanya punya seorang perajin Arak, I Gusti Putu Tambun, usia 70 tahun. ‘’Tiyang (saya) yang masih tersisa jadi perajin Arak di sini. Satu-satunya yang tersisa,’’ jelas kakek sejumlah cucu ini.

Sebagaimana diketahui masyarakat, Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli,   sebelumnya dikenal penghasil Arak. Masyarakat luar menyebut produk Arak Jelekungkang,  Arak Bangli.

Namun sejak puluhan tahun lalu, warga atau perajin Arak banyak beralih ke profesi lain. Antara lain, jadi perajin ukiran, tukang bangunan, dertani, kerja pariwisata, dan lainnya. Sehingga perajin Arak tinggal beberapa orang. ‘’Jumlah perajin Arak terus menyusut, kini hanya tiyang sendiri. Tapi warga yang membuat Tuak masih ada beberapa orang. Tapi yang membuat Arak, saya saja," tuturnya.

Menurut Gusti Tambun, saat ini belum ada penerus untuk pembuatan Arak di Jelekungkang. Para pemuda lebih banyak terjun ke dunia pariwisata. "Keinginan, agar ada generasi yang meneruskan perajin Arak di banjar ini. Karena pembuatan arak sejatinya sudah turun temurun dari leluhur sebelumnya," ucapnya.

Di lokasi terpisah, Perbekel Tamanbali I Nyoman Suargita mengatakan Banjar Jelekungkang dikenal sebagai penghasil arak. Seiring waktu jumlah perajin Arak menyusut. Bahkan kini tinggal satu perajin arak dan beberapa orang pembuat Tuak manis. Diakui, Pemerintah Desa Tamanbali punya rencana pengembangkan usaha Arak di banjar tersebut.  ‘’Kami inginkan ada dalam bentuk UMKM bisa memproduksi Arak yang lebih berkualitas dan berkelanjutan,’’ ujarnya.

Terkait hal tersebut, jelas Suargita, perlu dilakukan penjajakan dengan masyarakat setempat. "Kami lakukan penjajakan dulu. Pengembangan UMKM ini perlu tenaga, maka perlu menggaet generasi muda. Bila terbentuk UMKM, nantinya usaha ini juga bisa dalam naungan BUMDes Tamanbali," jelasnya. *esa. S

Komentar