nusabali

SMP Nasional Denpasar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

  • www.nusabali.com-smp-nasional-denpasar-simulasi-pembelajaran-tatap-muka

DENPASAR, NusaBali
SMP Nasional Denpasar di bawah naungan Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar menggelar simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Selasa (1/12) pagi.

Selain sebagai persiapan menuju PTM yang akan dimulai bulan Januari 2021, simulasi ini juga serangkaian memperingati HUT SMP Nasional Denpasar ke-46.  Menurut Ketua Perdiknas Denpasar, Dr AA Ngurah Eddy Supriyadinata Gorda SSos MSi, secara sarana prasarana SMP Nasional Denpasar sudah siap untuk melakukan PTM. Hanya saja, saat PTM perlu mengontrol dan membudayakan siswa agar benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

“Sebetulnya dari sisi kesiapan kita sudah oke. Hanya saja ada variabel-variabel lainnya yang masih harus dikontrol. Misalnya nanti siswa bisa diatur apa tidak, orangtua yang menjemput bisa diatur apa tidak. Perilaku-perilaku penerapan prokes (protokol kesehatan) itu yang masih perlu dikontrol,” ujar Eddy usai menerima kunjungan Kadisdikpora Kota Denpasar, I Wayan Gunawan, serangkaian simulasi PTM tersebut.

Eddy Gorda mengungkapkan, selama masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan siswa pembelajaran daring, waktu tersebut dimanfaatkan oleh Perdiknas Denpasar untuk fokus membangun ruangan kelas yang diperuntukkan bagi siswa SMP Nasional Denpasar. Menurutnya, ada sekitar 30 ruangan yang dibangun.

Jika melihat sarana prasarana dengan jumlah siswa SMP Nasional Denpasar saat ini, PTM yang akan dilakukan di SMP Nasional Denpasar sudah memenuhi standar.

“Sesuai aturan pemerintah, satu rombel maksimal 32 orang. Jika PTM dengan adaptasi kebiasaan baru, satu ruangan hanya diperkenankan maksimal 18 orang siswa. Sebetulnya kalau untuk soal itu, kami sudah siap. Tinggal membuat SOP saja. Tapi yang masih harus ditekankan adalah membudayakan perilaku 3 M pada anak-anak. Harus dikontrol, karena situasinya sudah beda sekarang. Kalau dulu biasa anak-anak main bersama, terus saling gendong. Sekarang harus menahan diri,” katanya.

Ditambahkan oleh Kepala SMP Nasional Denpasar, Ni Putu Supadmi SPd, simulasi kali ini merupakan kali kedua dilaksanakan. Simulasi pertama sudah dilaksanakan pada 24 November 2020 lalu yang ditinjau langsung oleh Satgas Covid-19 Puskesmas I Denpasar Selatan. Sedangkan simulasi kedua ditinjau langsung oleh Kadisdikpora Kota Denpasar. Adapun total ruangan yang akan digunakan PTM adalah sebanyak 21 ruangan kelas. “Beliau (Kadisdikpora Kota Denpasar) sudah sempat menyaksikan langsung bagaimana tahapan pelaksanaan protokol kesehatan yang kami lakukan. Mulai dari siswa datang ke sekolah, hingga penerapan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak),” katanya.

Supadmi menjelaskan, sebelum siswa masuk, guru sudah terlebih dahulu harus di ruangan. Menurut rencana, setiap satu mata pelajaran akan diberikan waktu selama 30 menit. Sedangkan untuk jam istirahat, siswa tidak diperkenankan untuk keluar ruangan. Mereka akan beristirahat di kelas sambil menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah masing-masing, dan diawasi oleh guru.

Siswa direncanakan akan sekolah mulai pukul 08.00 Wita hingga pukul 10.00 Wita atau 10.30 Wita. “Rencana kami pembelajaran akan dilakukan kombinasi tatap muka dan daring dengan materi yang sama. Jadi seminggu setengahnya tatap muka, setengah daring. Kemudian seminggu kemudian giliran yang daring belajar tatap muka, yang sudah dapat tatap muka gantian belajar daring,” terang Supadmi.

“Khusus orangtua yang menunggu anaknya selesai PTM, disediakan tempat khusus untuk penjemputan. Bagi siswa yang belum dijemput orangtuanya kami juga siapkan tempat tersendiri agar mereka tidak berkerumun dan tetap jaga jarak. Demi meminimalisir penularan Covid-19,” tandas Supadmi. Sementara itu, Kadisdikpora Kota Denpasar, I Wayan Gunawan, mengatakan berdasarkan SKB 4 menteri, mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021 sekolah bisa melakukan pembelajaran tatap muka, namun hal tersebut tidak wajib.

Ada beberapa persyaratan yang harus disiapkan dan dipenuhi. Dalam hal ini satuan pendidikan, pemerintah, dan orangtua siswa. “Kami akan bentuk tim yang bertugas untuk memastikan kesiapan apa yang harus, wajib, dan standar yang harus dilakukan satuan pendidikan,” kata Gunawan. *ind

Komentar