nusabali

Siswi SMK Tewas Tertimpa Pohon Saat Mandi

Rumahnya Roboh, 9 Orang Sekeluarga Selamat dari Maut

  • www.nusabali.com-siswi-smk-tewas-tertimpa-pohon-saat-mandi

TABANAN, NusaBali
Seorang siswi SMK asal Banjar Pacung, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan, Ni Kadek Putri Leoni Juliyanti, 16, tewas mengenaskan akibat tertimpa dahan pohon tumbang, Minggu (29/11) pagi.

Musibah maut tertimpa cabang pohon ini terjadi saat korban mandi di sumber air Beji Telabah Sipuh, Banjar Pacung, Desa Senganan. Informasi di lapangan, saat musibah terjadi, Minggu pagi sekitar pukul 09.30 Wita, korban Ni Kadek Putri Leoni Juliyanti mandi di sumber air Beji Telabah Sipuh bersama sejumlah rekannya. Hanya saja, siswi Kelas II SMK Gandi Usada Kediri, Tabanan ini ambil posisi mandi terpisah seorang diri di bagian hulu mata air.

Naas, ketika sedang asyik mandi, tiba-tiba dahan pohon ketapang berdiamater 25 cm dengan panjang sekitar 15 meter tumbang menimpa korban Kadek Putri Leoni. Siswi berusia 16 tahun ini pun ambruk tergencet dahan pohon di bagian paha kanan, lengan kiri, dan leher.

Peristiwa maut ini dilaporkan rekan-rekannya kepada warga setempat. Selanjutnya, korban Putri Leoni yang dalam kondisi luka parah, namun masih bernapas, dievakuasi dari TKP, kemudian langsung dilarikan ke Puskesmas Penebel I untuk diberikan pertolongan. Sayangnya, saat sampai di Puskesmas Penebel I, korban sudah dalam keadaan meninggal, dalam kondisi patah tulang leher.

Kapolsek Penebel, AKP I Made Subadi, menerangkan korban Putri Leoni tewas mengenaskan dengan sejumlah luka serius. “Selain patah tulang leher, bagian paha kanan dan lengan kirinya juga ada patah," ungkap AKP Subadi saat dikonfirmasi, Minggu kemarin.

Korban Kadek Putri Leoni Juliyanti merupkan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Made Suaryanta dan Ni Wayan Eka Artini. Jenazah siswi korban pohon tumbang ini sudah dipulangkan dari Puskesmas Penebel I ke rumah duka di Banjar Pacung, Desa Senganan, Minggu siang.

Menurut Kelian Dinas Banjar Pacung, I Gede Adnyna, hingga tadi malam jenazah Putri Leoni masih disemayamkan di rumah duka. Belum diputuskan, kapan jenazah korban akan dimakamkan.

"Rencananya jenazah akan diabenkan, namun dewasa ayu (hari baik)-nya masih dirembukkan dengan keluarga. Besok (hari ini) baru ada keputusan," terang Gede Adnya saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, tadi malam. Gede Adnya menyebutkan, korban Putri Leoni merupakan sosok gadis yang baik. “Orangnya sedikit bicara, tetapi mudah bergaul dengan siapa saja," katanya.

Sementara itu, rumah milik keluarga I Made Sudarta, 40, di Banjar Apit Jaring, Desa Batan Nyuh, Kecamatan Marga, Tabanan mendadak roboh, Minggu dinihari pukul 24.10 Wita. Beruntung, 9 orang penghuni rumah ini berhasil selamat dari maut tanpa terluka sedikit pun.

Sebelum rumahnya roboh, satu keluarga yang terdiri dari istri, ibu, anak, saudara, dan keponakan dengan total 9 orang ini tidur di kamar masing-masing, Sabtu (28/11) malam. Minggu dinihari sekitar pukul 24.10, Made Sudarta selaku kepala keluarga terbangun karena mendengar suara gemuruh dari bawah lantai bangunan disertai suara kayu patah dari atap rumah.

Dalam sekejap, Sudarta melihat tembok dan pondasi kamarnya retak. Merasa rumahnya akan roboh, Sudarta langsung membangunkan seluruh anggota keluarganya untuk diajak lari menyelamatkan diri ke tempat aman. Benar saja, tak lama setelah keluarga Sudarta keluar, rumahnya langsung roboh. Rumah yang sudah ditempati sejak tahun 2007 ini roboh bagian atap dan rangka.

Kasubag Humas Polres Tabanan, Iptu I Nyoman Subagia, mengatakan rumah keluarga Sudarta roboh karena terjadi pergeseran tanah akibat hujan lebat, Sabtu malam. Tembok rumah retak dan bergeser, kemudian atapnya roboh. “Rumah ini dibangun di atas tanah miring hingga dibuat senderan dan ditimbun,” terang Iptu Subagia.

Anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan, I Putu Eka Putra Nurcahyadi, sempat terjun ke lokasi ambruknya rumah keluarga Sudarta, Minggu kemarin. Menurut Eka Putra, rumah ini roboh karena pondasi labil pasca diguyur hujan lebat. "Rumah ini terdiri dari 3 kamar tidur, ditempati 9 orang," jelas Eka Putra.

Keluarga Sudarta sendiri sebenarnya disarankan untuk ngungsi ke rumah keluarga terdekatnya. Namun, mereka tidak mau dan bersikukuh tinggal sementara di bangunan dapur. “Pasca ambruk, rumah ini memang belum bisa ditempati. Sebab, bagian atap sudah jebol, temboknya ambruk. Bahkan, bangunannya nyaris ambruk ke jurang. Kita sudah koordinasikan ke BPBD Tabanan. Mudah-mudahan segera bisa dibantu," katanya. *des

Komentar