nusabali

Hujan, Komoditas Pertanian Bisa Dorong Inflasi

  • www.nusabali.com-hujan-komoditas-pertanian-bisa-dorong-inflasi

DENPASAR, NusaBali
Komoditas pertanian potensial mendorong terjadi inflasi dalam beberapa waktu ke depan

Penyebabnya faktor cuaca, yakni hujan yang kerap turun belakangan ini. Hal tersebut mengakibatkan beberapa produksi komoditas pertanian menyusut, sehingga harganya merangkak naik. Di antaranya cabe, baik cabe rawit  maupun cabe merah besar.

Pada Senin (23/11) cabe merah besar  harganya naik Rp 3.000 per kg dari Rp 28.875 hari sebelumnya, menjadi Rp 31.875  per kg atau  naik 10 persen.  Terus cabe rawit merah harganya meningkat 16 persen. Dari Rp 25.000 per kg pada Selasa (22/11) menjadi Rp 29.000 per kg pada Rabu (23/11). Kecendrungan naik tersebut masih terjadi pada Rabu (25/11), di mana harga cabe merah besar naik 5 persen. Dari Rp 31.875  per kg menjadi Rp 33.625 per kg pada Rabu (25/11). Demikian juga cabe rawit merah pada waktu yang sama harganya meningkat 9 persen. Dari  Rp 29.000 per kg menjadi Rp 31.500. Bertambah atau meningkat Rp 2.500.

Cabe  termasuk dalam 19  item barang penting kebutuhan pokok sehari-hari. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali (Disdagprin) mengkatagorikan  prosentase kenaikan menjadi empat.  Warna biru kenaikan (turun) di bawah 0 persen. Terus 0 persen sampai 5 persen  berstatus hijau. Status kuning 5 persen sampai 10 persen. Status merah kenaikan di atas 10 persen.

Kenaikan cabe baik cabe merah dan cabe rawit, sempat tembus   status merah kemudian menurun sedikit levelnya status kuning pada Rabu kemarin.

Kasi Pengendalian Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali  Gatot Supriatin mengatakan naik turun harga kebutuhan pokok, khususnya produk salah satunya  dipengaruhi faktor cuaca.  Khusus untuk cabe, karena beberapa hari belakangan hujan diperkirakan berpengaruh  terhadap produksi dan panen. “Hujan kan menyebabkan buah cabe rontok,” jelas Gatot.  

Karena rontok, tentu menyebabkan volume panen berkurang, sehingga harga  meniadi naik. Walau demikian lanjut Gatot, pasokan dan ketersediaan cabe maupun barang kebutuhan lainnya masih mencukupi. Harganya masih stabil. “Itu yang di pasaran  semua masih cabe produk lokal,” tunjuk Gatot.

Terpisah Plh Kabid Distribusi Statistik BPS Provinsi Bali I Made Putra Astawa berdasarkan pengalaman komoditas produk pertanian mempengaruhi inflasi. Terutama pada kondisi cuaca seperti hujan. Akibat cuaca produk komoditas pertanian seperti cabe mengalami penurunan, sehingga berimbas pada kenaikan harga.

Namun memastikan inflasi tentu tergantung fakta di lapangan, tergantung komoditas yang diteliti. “Inflasi terjadi jika harga mengalami kenaikan, sebaliknya deflasi apabila  terjadi penurunan harga,” jelasnya. Jadi tidak bisa disimpulkan secara langsung, kecuali dengan memastikan kondisi harga-harga komoditas di lapangan. Apalagi di Bali serapan komoditas pertanian juga  terpengaruh faktor pariwisata. Karena pariwisata sedang lesu, serapan dari hotel misalnya berkurang.

Data Rabu (25/11) menunjukkan hanya cabe, baik cabe merah dan cabe keriting yang harganya mengalami  kenaikan dari harga sebelumnya. Sedang 18 item harga barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya stabil. Beras premium rata-rata Rp 12.000 per kg. Beras medium Rp 9.000 per kg.  Gula pasir rata-rata Rp 13.000 per kg, minyak goreng curah Rp 12.825 per kg. Sedang minyak goreng kemasan Rp 15.000 per kg. *k17

Komentar