nusabali

Pandemi, Seniman Harus Tetap Berkreasi

Ida Bagus Lasem, Pematung Piala Presiden 2015

  • www.nusabali.com-pandemi-seniman-harus-tetap-berkreasi

GIANYAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 di Bali sejak Maret 2020 membuat sebagian besar seniman patung beralih dengan membuat usaha lain.

Namun berbeda dengan seniman patung Ida Bagus Lasem asal Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Seniman yang pematung Piala Presiden 2015 ini tetap membuat karya seni patung di rumahnya.

‘’Prinsip saya, ketika sudah menjadi seorang seniman seharusnya tumbuh seperti hutan. Laku tidak laku, tetap berkarya,’’ jelasnya saat ditemui di rumahnya,  Rabu (4/11). Kata dia, karena pandemi ini hampir seluruh dunia tertimpa kondisi yang sama yakni sebuah kondisi yang amat berbeda dibandingkan sebelum pandemi. Selaku orang Bali, dirinya juga tahu betul soal kabrebebehanm (wabah pendemi, Red), karena wabah ini sudah meluas.

Meski keadaan pandemi yang tak pasti kapan akan berakhir, dia menyarankan agar pencinta patung jangan meninggalkan kecintaan terhadap seni patung. Mengingat dari sebagian seniman yang ada memilih tetap mematung. “Para seniman tetaplah mematung. Jangan menunggu laku atau tidak laku. Sebagai seniman tetaplah tumbuh seperti hutan. Biar pun hujan dan kering tetap kerja, dengan catatan kalau akar kuat, tumbuh juga akan kuat,” ujarnya.

Ida Bagus Lasem menyampaikan terkait keberdaaan pandemi adalah petanda bawah apa pun yang ada di dunia ini pasti terjadi pasang surut. Sebelum pandemi, dirinya mengaku telah terbiasa membuat patung pesanan sampai empat container. Dia dibantu oleh sembilan pematung di Kemenuh. “Sekarang masih ada order. Hanya saja saya lebih memilih salah satu yang dapat saya kerjakan sambil santai, yaitu ada yang disebut dengan Gadis Pantai,” paparnya.

Diungkapkan judul dari karyanya sendiri sebagian besar diberikan nama berdasarkan hasil dari mimpinya. Maka seni tersebut disampaikan tidak dapat terduga dan akan muncul dengan sendirinya. Setelah mimpi biasanya, dia langsung mengambil buku dan menggambar dari apa yang akan dibentuk pada kayu tersebut. Setelah itu baru bisa diberikan nama maupun tema patung.

Ida Bagus Lasem menambahkan, Padis Pantai itu berbahan kayu Mahoni memiliki tinggi  120 cm dan lebar 1 meter. “Bagi saya seni adalah fakta. Bagi saya, seniman kadang berharga, kadang tidak berharga. Contohnya, kalau berharga sering dicari untuk membuat hasil dari seni patung, salah satunya adalah berupa tapakan yang digunakan sasuhunan. Betapa pentingnya seniman itu. Tak cukup perorangan, melainkan satu banjar akan mencari,” tandasnya. *nvi

Komentar