nusabali

PDIP vs Golkar Psywar di Karangasem

Sugawa Korry Sesumbar Gempuran Multinasional Koster Tak Mempan

  • www.nusabali.com-pdip-vs-golkar-psywar-di-karangasem

Dewa Jack sebut Karangasem inginkan perubahan, karena selama 5 tahun kepemimpinan Mas Sumatri sing ade ape de

DENPASAR, NusaBali

PDIP dan Golkar terlibat psywar (perang urat saraf) jelang Pilkada Karangasem 2020. Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry sebut jurus Ketua DPD  PDIP Bali Wayan Koster yang gempur Karangasem dengan kekuatan multinasional, tidak mempan. Sebaliknya, PDIP sebut Karangasem inginkan adanya perubahan, karena selama 5 tahun terakhir kepemimpinan I Gusti Ayu Mas Sumatri ‘sing ada ape de’ (tak ada apa-apanya).

Dalam Pilkada Karangasem, 9 Desember 2020 mendatang, PDIP bersama Hanura usung pasangan I Gede Dana-I Wayan Artha Dipa (Paket Dana-Dipa) sebagai Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup). Sedangkan Golkar bersama NasDem-Gerindra-Demokrat-Perindo-PKS usung pasangan I Gusti Ayu Mas Sumatri-I Made Sukerana (Paket Massker).

Nyoman Sugawa Korry mengatakan tarung head to head di Pilkada Karangasem 2020 adalah pertarungan politik dan adu gagasan. Menurut Sugawa Korry, Paket Massker ditopang kekuatan koalisi yang kompak. IGA Mas Sumatri yang menempati posisi Cabup, sudah hampir 5 tahun menunjukkan capaian kinerja untuk rakyat selaku Bupati Karangasem 2016-2021.

"Massker sudah terbukti selama 5 tahun membangun Karangasem. Jadi, walaupun ada kekuatan multinasional dari lawan politik yang menggarap Karangasem, kami Partai Golkar dan koalisi juga kompak. Kami optimistis Massker akan jadi pemenang Pilkada Karangasem, 9 Desember 2020 nanti," tegas Sugawa Korry di Denpasar, Selasa (27/10).

Sugawa Korry menyebutkan, gempuran pasukan multinasional di bawah komando Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, tidak membuat pertahanan Massker goyah di Pilkada Karangasem 2020. Pasalnya, pondasi pertahanan Massker secara hitungan politis sangat kokoh dan berlapis.

“Pembangunan yang dilakukan figur incumbent Mas Sumatri di beberapa bidang, dirasakan oleh rakyat Karangasem. Masyarakat sangat paham dengan program Mas Sumatri. Apalagi, ada 30 kursi DPRD Karangasem dari lintas partai memberikan dukungan ke Massker. Jadi, gempuran kubu sebelah nggak mempan dan tidak menggoyahkan kami," tandas politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini.

Selain itu, Sugawa Korry meyakinkan bahwa mantan Bupati Karangasem (2005-2015) I Wayan Geredeg kolaborasi dengan tokoh Karangasem, I Gusti Made Tusan, yang notabene suami dari Mas Sumatri dalam mengawal Massker turun ke masyarakat. "Kalau ibarat peperangan, ini pertahanan Massker melalui Wayan Geredeg dan Gusti Made Tusan selaku tokoh masyarakat, sangat solid dan sulit ditembus," katanya sesumbar.

PDIP Bali di bawah kendali Wayan Koster memang berjuang total untuk merebut kursi Bupati-Wakil Bupati Karangasem melalui Pilkada 2020. Seluruh kekuatan dikerahkan untuk membombardir Karangasem, mulai dari anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali yang daerah nya tidak ber-Pilkada, hingga kader ekskutif yang daerahnya tidak ber-Pilkada.

Anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali dapat tugas kawal masing-ma-sing tiga kecamatan di Karangasem. Sedangkan anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, Dapil Gianyar, dan Dapil Klungkung yang daerahnya tidak ber-Pilkada, dapat tugas masing-masing kawal 2 desa di Karangasem untuk menangkan Paket Dana-Dipa. Ini yang disebut sebagai kekuatan multinasional untuk gempur Karangasem.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack, menilai optimisme Sugawa Korry itu sah-sah saja, karena merasa usung figur incumbent sebagai Cabup Karangasem. Namun, kata Dewa Jack, capaian Mas Sumatri yang diungkapkan Sugawa Korry, secara riil di lapangan tidak ada apa-apanya.

"Riil di lapangan saat ini, dari hasil kami turun bersama tim dan Relawan Dana-Dipa, masyarakat Karangasem menginginkan perubahan di Gumi Lahar. Pemerintah yang sekarang capaiannya jalan di tempat, artinya sing ade ape de," tegas Dewa Jack secara terpisah di Denpasar, Selasa kemarin.

Menurut Dewa Jack, tata kelola pemerintahan yang tidak transparan dan komunikasi pemerintah daerah di bawah Bupati Mas Sumatri dengan Pemprov Bali dan pemerintahan pusat, menyulitkan program untuk kesejahteraan masyarakat masuk ke Karangasem. "Karena komunikasinya tidak bagus dengan provinsi dan pusat, bagaimana mau bawa program ke daerah?" tanya Dewa Jack.

Dewa Jack mencontohkan sejak kepemimpinan Bupati Mas Sumatri, Februari 2016, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem hanya berkisar Rp 240 miliar setahun. Jumlah PAD Karangasem cenderung menurun dari tahun ke tahun, bahkan sempat hanya dipasang di angka Rp 160 miliar.

"Okelah tahun 2017 ada bencana erupsi Gunung Agung. Tetapi, ada data yang kami pegang soal pengelolaan sumber PAD di Karangasem yang kurang transparan. Masyarakat sangat paham kondisi ini," beber politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Banjar, Buleleng ini.

Dewa Jack mengatakan Gede Dana yang diusung PDIP sebagai Cabup Karangasem di Pilkada 2020, menawarkan perubahan yang tidak muluk-muluk. Gede Dana yang mantan Ketua DPRD Karangasem 2009-2014 dan 2019-2020, menjadi harapan untuk Karangasem yang bisa dibangun secara terintegrasi melalui visi misi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, dalam satu tata kelola, one island one management.

"Selama ini, komunikasi Bupati Karangasem dengan provinsi kurang maksimal, komunikasi dengan pusat juga kurang maksimal, karena alasan beda partai politik. Di sini masyarakat Karangasem menginginkan figur Gede Dana," jelas Dewa Jack. "Gede Dana ini figur sederhana, karena terbukti dua kali periode menjadi Ketua DPRD Karangasem, orangnya segitu-segitu saja. Mobilnya cuma Kijang, dia figur yang merakyat," puji Dewa Jack. *nat

Komentar