nusabali

Perketat Prokes dan Utamakan Edukasi

Desa Jungutbatu, Salah Satu Desa Bebas Covid-19

  • www.nusabali.com-perketat-prokes-dan-utamakan-edukasi

SEMARAPURA, NusaBali
Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, salah satu desa dari 53 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Klungkung, yang masih nihil penularan Covid-19.

Dua desa lain yang juga masih nihil pandemi ini yakni Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan dan Kampung Gelgel, Kecamatan Klungkung. Keberhasilan Desa Jungutbatu berkat sinergi desa dinas - desa adat dalam mencegah Covid-19. Masyarakat juga disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Satgas desa dan pacalang setiap hari mengontrol penerapan protokol kesehatan (prokes). Kontrol ini menyasar pasar, obyek wisata, dan tempat vital lainnya.

Bendesa Adat Jungutbatu I Ketut Gunaksa, selaku Ketua Satgas Pebcegahan Covid-19 di desa adat setempat, mengatakan langkah utama yang dilakukan dalam pencegahan Covid-19 yakni tunduk terhadap imbauan pemerintah. Setelah secara struktural mengikuti imbauan pemerintah, maka desa dinas dan desa adat harus berkomunikasi intens dengan masyarakat. ‘’Desa adat dan dinas juga terus bergerak pada bidang pencegahan," ujar pria yang anggota DPRD Klungkung ini, Rabu (21/10).

Kata dia, pencegahan ini juga dilakukan dengan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat. "Tingkat kedisiplinan masyarakat Desa Adat Jungutbatu dalam penerapan protokol kesehatan sangat tinggi. Krama mengerti sekali akan dampak dari bahaya Covid-19," ujar Gunaksa.

Atas pencegahan tersebut, 1.200 kepala keluarga (KK) karma di Desa Adat Jungutbatu tidak ada yang terpapar Covid-19. "Memang sebelumnya ada seorang warga Desa Adat Jungutbatu, yang tinggal di Sanur, Denpasar, sempat reaktif rapid test. Namun tidak sampai positif Covid-19," ungkap Gunaksa.

Gunaksa menambahkan, untuk tetap menjaga kondisi ini pecalang Desa Adat Jungutbatu, bersama Satgas di desa rutin kontrol penerapan protokol kesehatan di pasar dari pukul 05.00 Wita. Dilanjutkan di obyek wisata terutama kawasan pantai, hingga tempat-tempat umum.

"Masyarakat kami di Desa Adat Jungutbatu mau diatur, dan semua peduli. Covid-19 ini memang tidak perlu ditakuti tapi juga jangan dianggap sepele, tentu dengan menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan," katanya. Kata dia, untuk pencegahan pandemi, di tempat umum, bale banjar, sekolah, kantor dan lainnya sudah disiapkan tempat cuci tangan oleh desa adat.

Saat pujawali, prajuru tetap memberikan kesempatan kepada krama melaksanakan pujawali di pura. Dengan catatan bisa mematuhi protokol kesehatan. "Oleh karena itu saat pujawali hanya oleh pamangku dan prajuru, untuk krama melakukan ngrastiti bhakti ring mrajan masing-masing," kata Gunaksa.

Sementara itu saat ada krama yang akan melaksanakan Panca Yadnya seperti Rsi Gana, Ngenteng, juga tetap diberikan kesempatan asalkan bisa mematuhi protokol kesehatan. "Kita tetap berkomunikasi biar tidak ada kesan melarang orang melakukan kegiatan yadnya," katanya.

Tak hanya itu kegiatan yang melibatkan banyak orang atau berkerumun juga diatur setidaknya sekitar orang 25 orang, dengan tetap jaga jarak 1 m-1,5 m. Desa Adat Jungutbatu secara khusus tidak membuat pararem sanksi bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan. Karena  cukup mengacu imbauan Pemprov Bali, dan utamakan edukasi. "Kalau ada yang tidak pakai masker misalnya saat ke pura, agar pulang ambil masker. Kalau rumahnya jauh, kami berikan masker," katanya. *wan

Komentar