nusabali

Putri Koster Berbagi Tips Hadapi Covid-19, Harus Selalu Berpikir Positif

Wawancara dengan CEO Motivator Bali Learning Center di Acara 'Mantra Hati dan Filsafat Bali'

  • www.nusabali.com-putri-koster-berbagi-tips-hadapi-covid-19-harus-selalu-berpikir-positif

Selama masa karantina, Putri Koster sering mengajak masyarakat untuk berjemur, senam ataupun meditasi, agar terhindar dari stres karena terkena Covid-19.

DENPASAR, NusaBali
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster (Ny Putri Koster) melakukan tapping wawancara dengan CEO Motivator Bali Learning Center (MBLC), Ketut Wiratama, dalam acara 'Mantra Hati dan Filsafat Bali', di Bale Gajah, Kompleks Jayasabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jalan Surapati Nomor 1 Denpasar, Sabtu (17/10) siang. Istri Gubernur Bali, Wayan Koster, ini berbagi tips dan cara melawan virus yang memporak-porandakan kehidupan masyarakat dunia itu.

MBLC adalah sebuah wadah yang mendorong anak muda untuk mengasah kemampuan serta kelebihan mereka, sehingga bisa berkembang dan mengabdi sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. MBLC juga melakukan training untuk membentuk karakter managemen diri, kepemimpinan serta pengelolaan sumber daya manusia di Bali.

Nah, dalam acara yang dikemas santai itu Putri Koster menyisipkan tips dalam menjalani kehidupan di tengah Pandemi Covid-19 ini. Putri Koster mengajak masyarakat Bali untuk selalu berpikir positif menghadapi pandemi Covid-19 ini. Virus yang dikenal menyerang imun tubuh ini, menurutnya, memang rentan menjadi bahaya jika penderitanya sudah panik sehingga semua penyakit bawaannya kambuh dan imun tubuh menurun. "Kuncinya jangan panik, karena berpengaruh terhadap imunitas tubuh," ujar Putri Koster yang sebelumnya sempat melakukan isolasi mandiri karena sempat terpapar Covid-19, belum lama ini.

Dramawati yang jago puisi ini mengaku selama hampir dua minggu terkena virus tersebut dan memutuskan untuk karantina di Gedung BPK RI, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Dirinya selalu berpikir positif dan mengajak masyarakat sesama penderita Covid-19 untuk fokus melakukan hal positif agar imun tubuh tetap terjaga.

"Selama masa karantina, saya sering mengajak masyarakat untuk berjemur, senam ataupun meditasi. Agar terhindar dari stres karena terkena Covid-19," ujar Putri Koster.

Dirinya juga tidak segan mengetuk tiap kamar pasien untuk saling berbagi, misalnya minimal berbagi makanan. "Karena ini memberikan semangat dan dorongan kepada pasien lain," tegasnya. Dalam hal itu, Putri Koster mengatakan poin terpenting untuk menjaga imun adalah menghilangkan stigma bahwa penderita Covid-19 adalah aib.

"Ini yang harus kita ubah di masyarakat. Kita terkena penyakit mirip flu yang gampang sekali menular. Dan kita butuh istirahat dan tenang agar penyakit ini juga cepat hilang," tutur perempuan kelahiran Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat ini. Menurut Putri Koster bisa dikatakan sebuah anugerah dan keberuntungan sempat berhadapan dengan virus mematikan itu. Artinya kalau pasien mampu sembuh dengan antibodi sendiri akan membuat teruji imunitasnya. "Setidaknya kita adalah pilihan. Kita sudah mempunyai antibodi alami sekarang, sehingga bisa dengan mudah melawan penyakit tersebut kelak,” imbuhnya.

Sementara terkait dengan kerajinan daerah, selaku Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Putri Koster menyoroti pelestarian kain tradisional Bali, baik endek maupun songket. Putri Koster mengaku kagum dengan terpilihnya endek Bali menjadi salah satu motif pakaian dalam koleksi terbaru rumah mode dunia Christian Dior. Namun, dia menambahkan apakah kagum tersebut cukup? "Saya tidak mau kita hanya bisa kagum saja. Dior memilih tenun kita, lalu harus ada kompensasi dong untuk para perajin kita. Setidaknya dengan terpilihnya endek para perajin kita harus sejahtera," tegasnya.

Saat melakukan rapat terakhir dengan pihak rumah mode tersebut, Putri Koster mengaku Dior harus memenuhi beberapa kriteria terlebih dahulu yang bersifat menguntungkan para perajin untuk menggunakan endek dalam koleksi mereka. "Apa yang bisa didapatkan perajin kita, itu dulu," ujar Putri Koster.

Hal lain yang ingin dia lakukan untuk kerajinan Bali juga tentang mengembalikan fungsi tenun Bali yang sakral ke fungsinya semula. "Contohnya rangrang dari Nusa Penida, itu kan diperuntukkan sebagai upacara, namun pernah booming sebentar tapi sekarang ditinggalkan lagi," ujarnya.

Fenomena itu tentu tidak baik menurut Putri Koster. Jangan ada tindakan mengeksploitasi songket rangrang, dengan menempatkan kain tersebut bukan di tempatnya, dan memudarkan kesakralan kainnya. Untuk itu, Putri Koster mengajak para perajin untuk tidak hanya mengejar target semata, namun harus kembali ke jati diri. Menghasilkan karya yang berkualitas, karya yang sesuai dengan fungsi yang sesuai dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali. *nat

Komentar