Musim Hujan, Luas Tanam Padi di Tabanan Diprediksi Meningkat
TABANAN, NusaBali
Musim hujan yang mulai datang, berpotensi meningkatkan luas tanam padi di akhir 2020. Untuk sekarang hingga September luasan tanam padi di Kabupaten Tabanan mencapai 30.262 hektare.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana menyebutkan meskipun musim hujan berdampak buruk pada sektor pertanian dan saluran irigasi, tetapi berpotensi meningkatkan luasan tanam. Ini karena terjadinya perubahan pola tanam di tingkat petani.
“Seperti tahun lalu pada periode yang sama akhir tahun biasanya petani di Baturiti menanam segala jenis sayur, namun sekarang beralih ke budi daya padi karena sudah musim hujan,” ungkap Budana, Selasa (13/10).
Dikatakannya, karena sudah memasuki musim hujan, kini petani di Baturiti mulai mengembangkan tanaman padi sekaligus sebagai daerah penyumbang untuk luasan tanam padi pada musim tanam akhir 2020 ini.
Selain Baturiti, menurut Budana, penyumbang peningkatan luasan tanam padi seiring dengan tercukupinya kebutuhan pengairan adalah wilayah Kecamatan Selemadeg yang merupakan pertanian tadah hujan.
“Kemungkinan puncak musim tanam tahun ini akan terjadi pada November nanti dan akan memasuki musim panen pada Februari 2021 mendatang,” tegas Budana.
Sementara untuk ketersediaan benih kebutuhan musim tanam ini masih tercukupi. Dan petani dianjurkan menggunakan benih padi jenis Inpari. Jenis padi tersebut memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit yang sangat riskan menyerang pada musim hujan.
“Saat ini yang jadi kendala hanyalah menyangkut kebutuhan sejumlah pupuk subsidi yang berpotensi masih kurang, sehingga kami berupaya terus memohon penambahan alokasi pupuk subsidi,” tandas Budana.
Data di Dinas Pertanian Tabanan pada September 2020 luas tanam padi di Kabupaten Tabanan tercatat mencapai 3.428 hektare. Luasan tersebut disumbang oleh Kecamatan Penebel dengan luasan tanam padi mencapai 1.006 hektare, Selemadeg Barat 685 hektare, Baturiti mencapai 533 hektare, dan Tabanan 447 hektare. *des
“Seperti tahun lalu pada periode yang sama akhir tahun biasanya petani di Baturiti menanam segala jenis sayur, namun sekarang beralih ke budi daya padi karena sudah musim hujan,” ungkap Budana, Selasa (13/10).
Dikatakannya, karena sudah memasuki musim hujan, kini petani di Baturiti mulai mengembangkan tanaman padi sekaligus sebagai daerah penyumbang untuk luasan tanam padi pada musim tanam akhir 2020 ini.
Selain Baturiti, menurut Budana, penyumbang peningkatan luasan tanam padi seiring dengan tercukupinya kebutuhan pengairan adalah wilayah Kecamatan Selemadeg yang merupakan pertanian tadah hujan.
“Kemungkinan puncak musim tanam tahun ini akan terjadi pada November nanti dan akan memasuki musim panen pada Februari 2021 mendatang,” tegas Budana.
Sementara untuk ketersediaan benih kebutuhan musim tanam ini masih tercukupi. Dan petani dianjurkan menggunakan benih padi jenis Inpari. Jenis padi tersebut memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit yang sangat riskan menyerang pada musim hujan.
“Saat ini yang jadi kendala hanyalah menyangkut kebutuhan sejumlah pupuk subsidi yang berpotensi masih kurang, sehingga kami berupaya terus memohon penambahan alokasi pupuk subsidi,” tandas Budana.
Data di Dinas Pertanian Tabanan pada September 2020 luas tanam padi di Kabupaten Tabanan tercatat mencapai 3.428 hektare. Luasan tersebut disumbang oleh Kecamatan Penebel dengan luasan tanam padi mencapai 1.006 hektare, Selemadeg Barat 685 hektare, Baturiti mencapai 533 hektare, dan Tabanan 447 hektare. *des
Komentar