nusabali

Sepi Proyek, Pengusaha Konstruksi Ini Pilih Tanam Cabai

  • www.nusabali.com-sepi-proyek-pengusaha-konstruksi-ini-pilih-tanam-cabai

Pilihan banting stir menjadi petani cabai tak lain adalah untuk tetap menjaga agar dapur tetap mengepul.

SINGARAJA, NusaBali
Di tengah pandemi Covid-19 dengan kondisi ekonomi yang lesu, bertani menjadi salah satu membuka peluang usaha. Seperti yang dilakukan oleh Nyoman Adnyana, seorang pengusaha konstruksi asal Banjar Dinas Tegal Sari, Desa Patas, Kecamatan Gerokgak. Lantaran sepi proyek, ia beralih bekerja bertani cabai dengan memanfaatkan lahan pertanian yang tidak produktif.

Ia mengungkapkan, pilihan banting stir menjadi petani cabai tak lain adalah untuk tetap menjaga agar dapur tetap mengepul. Pasalnya sebagai pengusaha kontraktor saat ini hampir sebagian pengerjaan proyek dan infrastruktur macet dan sepi orderan. Lantaran sejumlah proyek yang ia kerjakan terhenti sementara akibat wabah Covid-19.

Total ada sekitar 130 are lahan yang tidak produktif yang ia tanami bibit cabe rawit sebanyak 35.000 bibit. Usaha tanam cabai ini mulai ia lakoni sejak bulan Mei lalu lalu. "Bibit cabai yang saya tanam tidak saya kembangkan sendiri. Melainkan membeli dengan harga Rp 250 per bibit cabai," ungkapnya saat ditemui NusaBali, Sabtu (10/10) di ladangnya.

Lantaran baru pertama kali menggeluti usaha pertanian, pengetahuan bertani tanaman cabei ia lakukan secara otodidak bermodalkan tukar pengalaman dengan para petani di wilayah Gerokgak yang sudah lama menggeluti pertanian. Selain itu ia juga mempekerjakan sejumlah buruh tani untuk membantu menggarap kebun cabai miliknya.

Menurutnya, bertani di tengah pandemi sangatlah tepat, karena untuk menjaga stok ketersediaan pangan kebutuhan masyarakat. Selain itu menghindari kontak langsung warga, karena pertanian tak harus digarap dengan orang dalam jumlah banyak. "Di samping itu cabai menjadi kebutuhan masyarakat setiap harinya yang selalu dibeli," ucap Adnyana.

Diakuinya, menanam cabei tidaklah susah. Hanya perlu mencukupi ketersedian air dan pemupukan. Tanaman cabai disiram setiap hari mengingat kondisi saat ini musim panas. Untuk proses produksinya, dilakukan pemilihan benih yang ditanam. Kemudian pengolahan lahan dan penanaman. Dalam perawatan dan pemeliharaan pemupukan, penyiangan dilakukan rutin untuk menghindari pertumbuhan gulma.

Biasanya cabai rawit yang ditanam bisa dipanen setiap tiga bulan sekali. Dengan lahan sekitar 130 are, dalam sekali panen bisa memanen sekitar satu kuintal canai. Jika tanaman stabil, cabai bisa sampai tujuh kali pemanenan. Setelah itu baru mengalami penurunan produktivitasnya.  "Untuk harga cabe saat ini masih stabil perkilogramnya Rp 10-15 ribu," pungkasnya.*cr75

Komentar