nusabali

Januari–September, 113 Bencana Alam Terjadi di Tabanan, Kerugian Rp 8 M

  • www.nusabali.com-januari-september-113-bencana-alam-terjadi-di-tabanan-kerugian-rp-8-m

TABANAN, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan mencatat sejak Januari–September 2020 terjadi bencana alam di 113 titik.

Dari total kejadian itu kerugian material yang ditimbulkan mencapai Rp 8 miliar. Sementara mulai memasuki musim hujan sekarang, BPBD Tabanan sudah menyebar surat edaran (SE) ke desa dan kecamatan terkait imbauan kewaspadaan.

Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Sucita menegaskan untuk bencana alam yang terjadi di 113 titik ini rata-rata karena hujan deras, angin kencang, tanah longsor, kebakaran, dan senderan jebol. “Dari Januari hingga September terjadi bencana di 113 titik,” ungkapnya, Rabu (30/9).

Adapun rinciannya, pada Januari terjadi 19 peristiwa dengan kerugian Rp 2,3 miliar lebih. Februari tercatat 33 kasus dengan kerugian Rp 1,6 miliar lebih. Maret terdata 25 kejadian dengan total kerugian Rp 1 miliar lebih. April tercatat 11 peristiwa dengan total kerugian sekitar Rp 382 juta.

Lalu Mei tercatat 6 peristiwa dengan total kerugian Rp 430 juta. Juni ada 10 peristiwa dengan kerugian Rp 1,3 miliar. Bulan Juli tercatat 2 peristiwa dengan kerugian Rp 760 juta. Pada Agustus ada 4 kejadian dengan total kerugian Rp 192 juta, dan terakhir September ada 3 peristiwa kerugiannya masih didata. “Yang September kerugian masih dihitung lantaran baru memasuki akhir bulan,” tambah Sucita.

Sementara itu untuk mengantisipasi bencana alam saat memasuki musim hujan, sepekan lalu BPBD sudah menyebar SE terkait imbauan kepada masyarakat untuk waspada. Surat edaran ini ditujukan kepada kecamatan, desa, dan banjar di Tabanan. “Kami sudah informasikan itu melalui camat, nanti camat yang meneruskan ke desa dan banjar,” tandas Sucita.

Dia pun berharap kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah cuaca seperti ini. Belakangan ini tak hanya hujan deras saja yang terjadi, tapi juga disertai angin kencang yang kerap mengakibatkan pohon tumbang.

Disinggung mengenai wilayah dengan titik kerawanan tertinggi, Ngurah Sucita menjelaskan titik kerawanan berbeda-beda di masing-masing wilayah. Kalau angin kencang berpotensi di semua wilayah Tabanan. Begitu juga dengan tanah longsor juga berpotensi terjadi di seluruh wilayah, namun ada beberapa daerah terutama di dataran tinggi yang perlu kewaspadaan lebih.

“Bancana angin kencang berpotensi di semua wilayah kabupaten, termasuk longsor juga bisa terjadi di semua kabupaten. Hanya saja tingkat kerawanannya yang berbeda-beda. Untuk longsor yang lebih diatensi adalah seperti daerah Kecamatanan Baturiti, Penebel, Pupuan, dan Selemadeg,” ungkap Sucita. *des

Komentar