nusabali

Yayasan Kolewa Bagikan Nasi Bungkus Gratis

  • www.nusabali.com-yayasan-kolewa-bagikan-nasi-bungkus-gratis

Setiap Rabu dan Kamis, Yayasan Kolewa Harapan Indonesia membagikan nasi bungkus gratis untuk meringankan beban saat pandemi Covid-19.

DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 menggerakkan sejumlah elemen untuk berbagi. Seperti yang dilakukan oleh Yayasan Kolewa misalnya. Sejak awal bulan September 2020, yayasan yang bergerak di bidang sosial ini melakukan pembagian nasi bungkus di Denpasar.

Setiap hari Rabu dan Kamis sejumlah 100 nasi bungkus dibagikan pada masyarakat sekitar pada jam makan siang di pukul 12.00 hingga 13.00 Wita.  “Karena kami sungguh prihatin dengan situasi dan kondisi masyarakat terutama di desa Ekasila yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Sehingga kami tergerak melakukan ini,” ujar Ni Luh Juliani, Ketua Yayasan Kolewa, Rabu (30/9).

Wanita asal Karangasem yang kerap dipanggil Ana ini menyatakan tidak ada motif lain selain baksos. Seperti yang dilakukan pada Rabu (30/9) dilakukan pembagian di dua lokasi yaitu di samping Level21 Mall Denpasar dan di kantor Kolewa yang beralamat di Jalan Pulau Sebatik 14 Denpasar. “Tentunya kami sudah ada izin dengan koordinasi pada Kaling Banjar Desa Ekasila, mengingat kantor kami berada di lingkungan ini,” tambah Ana lagi.

Setiap pembagian sembako ataupun nasi bungkus juga mengacu pada data masyarakat yang telah dikoordinasikan oleh kepala lingkungan masing-masing.

Manik, salah seorang warga banjar Ekasila yang juga merupakan pecalang mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. “Bagus ya ini kegiatannya. Harus lebih disosialisasikan lagi, biar semua orang bisa saling bantu terutama di masa-masa sulit seperti ini,” ujarnya.

Menurut Ana, kegiatan akan terus berlangsung selama donasi masih ada, “Untuk itu harapannya bisa ada donasi dari orang-orang lain yang berhati mulia. Kami hanya alat perpanjangan tangan Tuhan saja,” tuturnya.



Selain bagi-bagi nasi gratis, setiap minggunya Yayasan Kolewa juga membagikan 100 paket sembako ke hampir seluruh daerah di Bali, di antaranya ke Karangasem, Tabanan, Singaraja, Denpasar, Jimbaran. Pada setiap kegiatan, kata Ana, semua tim anggota serta sukarelawan Kolewa ikut terlibat langsung dan bergerak bersama-sama. “Mengingat rumah singgah Kolewa saat ini juga sedang kosong karena tidak ada pasien yang bisa dioperasi sehingga dipulangkan ke rumah masing-masing,” jelas Ana.

Kolewa Foundation sendiri awalnya didirikan sejak tahun 2005 di Kenya oleh Syta Plantinga yang merupakan warga Belanda. Seiring berjalannya waktu, konflik politik yang terjadi di Kenya membuat Syta memutuskan untuk membuka Kolewa di Indonesia.

Di sisi lain, Syta juga tergugah hatinya mengetahui kondisi yang cukup memprihatinkan terutama di daerah Nusa Tenggara. Pada tahun 2009, Yayasan Kolewa resmi dibuka di Bali. Bergerak di bidang kesehatan, pendidikan dan kemasyarakatan, Yayasan Kolewa memberikan operasi gratis untuk anak penderita bibir sumbing sejak lahir dan tunarungu.

Di bidang pendidikan, mereka memberikan beasiswa bagi anak tuli bisu. Sedangkan pada bidang kemasyarakatan, mereka memberikan solusi bagi masyarakat seperti akses air minum bersih dan pembagian nasi bungkus gratis.

Lebih lanjut, Ana menyampaikan harapannya agar Yayasan Kolewa bisa semakin dikenal masyarakat luas sehingga ada banyak donatur yang mau membantu terutama di masa-masa sulit seperti ini.*cla

Komentar