nusabali

Tari Kupu-kupu Kuning untuk Kenang Perjuangan Raja

Tari Cang Longleng di Pura Puseh Dukuh Penaban untuk Redakan Covid-19

  • www.nusabali.com-tari-kupu-kupu-kuning-untuk-kenang-perjuangan-raja

AMLAPURA, NusaBali
Tari Kupu-kupu Kuning dipentaskan di Pura Puseh, Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem saat Umanis Kuningan pada Radite Umanis Langkir, Minggu (27/9).

Tarian Kupu-kupu Kuning digelar untuk mengenang perjalanan prajurit Raja Karangasem saat hendak menyerang Kerajaan Seleparang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain Tarian Kupu-kupu Kuning, juga dipentaskan Tari Cang Longleng untuk redakan pandemi Covid-19.


Tari Kupu-kupu Kuning dibawakan 12 penari laki-laki pilihan, yang mengenakan pakaian, kain, saput, dan udeng warna kuning. Mereka semua memegang kipas. Masing-masing penari yang tanpa mengenakan busana atasan ini, di punggungnya menyelipkan senjata keris, sebagai bentuk representasi dari prajurit Raja Karangasem. Tarian sangat sederhana, di mana para penarinya bergerak lambat, diiringi Tabuh Lelambatan.

Bendesa Adat Dukuh Penaban, Jro Nengah Suarya, mengatakan Tari Kupu-kupu Kuning menginspirasi umat sedharma agar tetap gigih berjuang di tengah kondisi terjepit sekalipun, seperti halnya di saat pandemi Covdi-19, agar tidak cepat putus asa. Menurut Jro Nengah Suarya, munculnya Tarian Kupu-kupu Kuning ini berawal dari penyerangan Raja Karangasem ke Kerajaan Selaparang Lombok tahun 1614

Ketika itu Raja Karangasem, I Gusti Anglurah Ketut Karangasem, berniat menundukkan Raja Seleparang. Raja Karangasem pun berangkat ke Lombok dengan didampingi Senapati Arya Kertawaksa dan 40 prajurit pilihan. Raja dan pasukannya naik empat perahu layar, berangkat dari Pantai Jasri, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem menuju Kerajaan Seleparang Lombok, dengan mengarungi Selat Lombok.

Saat dalam pelayaran di Selat Lombok, secara ajaib muncul ribuan kupu-kupu kuning mengikuti perjalanan Raja Karangasem. Munculnya ribuan kupu-kupu kuning itu diyakini Raja Karangasem sebagai anugerah Ida Bhatara Alit Sakti dari Pura Bukit, pura yang demponan keluarga raja, untuk ikut mengawal pasukan ke medan perang.

Setelah diiringi ribuah kupu-kupu warna kuning, perjalanan Raja Karangasem berikut pasukannya menuju Kerajaan Selaparang berlangsung lancar. Raja Karangasem pun berhasil menundukkan Kerajaan Seleparang, hingga kemudian mendirikan kerajaan di Lombok. “Nah, guna mengenang perjalanan Raja Karangasem saat menyerang Kerajaan Selaparang, maka setiap Umanis Kuningan digelar Tarian Kupu-kupu Kuning di Pura Puseh, Desa Adat Dukuh Penaban,” ungkap Jro Nengah Suarya, Minggu kemarin.

Sesuai tradisi, usai pentas Tarian Kupu-kupu Kuning, dilanjut dengan atraksi Tari Cang Longleng. Bedanya, para penari yang juga semuanya laki-laki berjumlah 12 orang, mengenakan saput poleng, udeng poleng, baju putih, seraya membawa sesaji. Hal itu menandakan telah berhasil mengusir hama penyakit yang sempat menyerang di dangin bukit Desa Adat Dukuh Penaban.

"Tari Cang Longleng ini selalu dipentaskan setelah menarikan Tarian Kupu-kupu Kuning, untuk mengenang keberhasilan warga mengusir hama yang sempat menyerang desa, sehingga berbuah kesuburan. Makanya, semua penari membawa sesajen sebagai lambang kesuburan," terang Jro Nengah Suarya.

Menurut Jro Nengah Suarya, Tari Cang Longleng ini membawa pesan agar selalu waspada terhadap segala wabah yang bisa menyengsarakan kehidupan umat manusia. “Termasuk waspada tergadap pandemi Covid-19, yang menyengsarakan kehidupan umat manusia,” katanya. *16

Komentar