nusabali

Sempat Anjlok, Harga Daging Ayam Hidup Sentuh Rp 18.000/Kg

  • www.nusabali.com-sempat-anjlok-harga-daging-ayam-hidup-sentuh-rp-18000kg

TABANAN, NusaBali
Harga daging Ayam hidup di tingkat peternak yang sebelumnya anjlok Rp 10.000/kg, kini naik menjadi Rp 18.000/kg.

Meski harga sudah naik, peternak Ayam menilai harga ini masih di bawah break event point (BEP).  Sebelumnya, harga daging Ayam hidup di tingkat peternak di angka Rp 10.000/kg. Kondisi ini mengakibatkan peternak kelimpungan karena merugi. Bahkan peternak Ayam sempat melakukan aksi bagi bagi Ayam gratis di Tabanan.

Salah seorang peternak Ayam Mandiri di Desa Tunjuk, I Wayan Sukasana mengungkapkan, sejak Rabu (22/9), harga Ayam potong di tingkat peternak naik menjadi Rp 18.000/kg. Kenaikan harga ini tercapai karena sebelumnya kalangan peternak Ayam Mandiri di Bali, berusaha mencoba dengan mengangkat harga secara bertahap. “Awalnya kami mulai dengan mengangkat harga ke level Rp 11.000/kg, kemudian naik lagi ke level Rp 12.000/kg, dan seterusnya, hingga menyentuh harga Rp 18.000/kg, seperti sekarang ini. Semua itu kami lakukan secara bertahap dalam jarak waktu dua hari sekali,” ungkapnya, Jumat (25/9).

Menurutnya, penguatan harga Ayam potong di tingkat peternak imbas dari peternak mandiri sempat bagi-bagi ayam gratis. Selain itu karena imbas dari Hari Raya Galungan dan Kuningan. "Kondisi itu menimbulkan reaksi pada pasar sehingga harga Ayam sentuh angka Rp 18.000/kg," imbuhnya.

Kendati harga daging Ayam potong mulai naik, namun harga Rp 18.000/kg ini masih dibawah BEP dari  kisaran Rp 19.000/kg - Rp 19.500/kg. “Harga sekarang ini masih membuat kami rugi. Namun jika dibandingkan dengan kondisi harga sebelumnya, ruginya tipis sekarang ini,” katanya.

Guna menjaga stabilitas harga jual Ayam potong pada peternak di Bali, Sukasana beserta peternak Ayam mandiri lainnya sempat mengusulkan kepada pemerintah atau dinas terkait di Propinsi Bali untuk membuat kebijakan. Antara lain, mengatur jumlah penebaran populasi Ayam dalam bentuk DOC (day old chiken) yang dilakukan di tingkat pabrikan. "Dengan tebaran yang banyak atau sampai Rp 7,5 juta per bulan untuk Bali, peternak mandiri jadi susah. Karena serapan pasar di tengah pandemi menurun," tandasnya. *des

Komentar