nusabali

Bank Buku Desa Sumerta Kelod Wakili Bali ke Tingkat Nasional

Di Ajang Lomba Perpustakaan Desa

  • www.nusabali.com-bank-buku-desa-sumerta-kelod-wakili-bali-ke-tingkat-nasional

DENPASAR, NusaBali
Perpustakaan milik Desa Sumerta Kelod, Denpasar Selatan, akan mewakili Bali dalam lomba perpustakaan desa nasional.

Saat ini pihak desa masih terus melakukan persiapan untuk lomba tersebut. Perpustakaan yang berlokasi di Jalan Drupadi, tepatnya di depan SMKN 4 Denpasar, ini didirikan tahun 2016. Perbekel Sumerta Kelod I Gusti Ketut Anom Suardana saat dihubungi, Jumat (25/9), mengatakan perpustakaan ini dibuat untuk menjawab perkembangan globalisasi dan menangkal dampak negatifnya. “Kami musyawarahkan dengan tokoh masyarakat, dan berkat dukungan berbagai pihak, lahirlah perpustakaan ini. Lewat perpustakaan desa ini, kami ingin membentuk karakter anak di desa kami,” kata I Gusti Ketut Anom Suardana yang biasa disapa Gung Anom.

Mengenai Bank Buku Desa Sumerta melaju ke tingkat nasional, menurut Gung Anom, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Denpasar melihat langsung kondisi perpustakaan di masing-masing desa pada April 2020 lalu. Karena dilihat lengkap dengan inovasi bagus, kemudian didaftarkan untuk ikut lomba tingkat provinsi. Lomba di tingkat provinsi berlangsung pada Mei 2020. Desa Sumerta Kelod membawa bank buku tersebut untuk dipersentasikan. Setelah itu langsung ditunjuk untuk mewakili Bali ke tingkat nasional.

Gung Anom mengatakan, untuk lomba tingkat nasional belum bisa dipastikan kapan dimulai karena masih pandemi Covid-19. “Belum dipastikan kapan lombanya. Tapi sudah ditinjau oleh pusat pada Senin (21/9). Belum tahu untuk lombanya kapan, kemungkinan awal dinominasikan dulu setelah itu baru penilaian akhir,” tuturnya.

Menurut Gung Anom, pengadaan buku untuk koleksi perpustakaan ini menggunakan dana desa. Selain itu ada juga bantuan dari CSR serta sumbangan dari masyarakat. Menurut Anom Suardana, Bank Buku juga menggalang donasi buku dari masyarakat.

Sebelum pandemi Covid-19, kunjungan ke perpustakaan ini dalam sehari bisa sampai 20 orang, yang kebanyakan pelajar. Saat pandemi Covid-19, perpustakaan sempat ditutup, namun kemudian dibuka kembali dikarenakan banyak pelajar yang mencari referensi untuk membuat tugas sekolah. Setelah dibuka kembali, pelajar mulai berkunjung bahkan mereka juga mengerjakan tugas di perpustakaan ini.

Sebagai penunjang, perpustakaan ini dilengkapi dengan wifi sehingga bisa dipergunakan para pelajar/pengunjung untuk belajar secara online. “Ada saja masyarakat yang menyumbang. Buku sumbangan kemudian kami sortir dan berikan nomor dan kami tata di rak buku. Saat pandemi kami batasi sampai 10 orang yang datang ke sini,” ujar Gung Anom.

Sampai saat ini sudah ada 600-an koleksi buku di perpustakaan desa ini, mulai dari buku anak-anak, agama, sastra, buku remaja, hingga buku pengetahuan umum termasuk buku dengan huruf Braille untuk tuna netra. Dalam pemanfaatan perpustakaan ini pihaknya juga menjalin kerjasama dengan sekolah di wilayah Desa Sumerta Kelod yakni dengan SMKN 4 Denpasar, SMK PGRI 3 Denpasar, dan 5 sekolah dasar (SD).

Untuk mengelola perpustakaan ini, disiapkan seorang pustakawan. Perpustakaan ini buka setiap Senin sampai Sabtu, pukul 09.00 hingga 16.00 Wita. Selain sebagai tempat membaca, di perpustakaan ini juga dilakukan berbagai kegiatan dan pembelajaran. Seperti belajar menulis aksara Bali, makidung, belajar bahasa Inggris, hingga belajar menggambar. Untuk kegiatan ini pihaknya melibatkan karang taruna di desa dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki. *mis

Komentar