nusabali

Jelang Kuningan, Pasar Lengang

  • www.nusabali.com-jelang-kuningan-pasar-lengang

DENPASAR, NusaBali
Hanya berlangsung sehari dan akibat dampak pandemi Covid-19, Hari Raya Kuningan yang jatuh Saniscara Kliwon Wuku Kuningan pada Sabtu (26/9) tidak berimbas pada keramaian jual beli di pasar.

Pasar cenderung sepi, jauh dari suasana keramaian Galungan dan Kuningan, enam bulan lalu. Hal tampak dari kondisi beberapa pasar umum di Denpasar, Kamis (24/9).

“Pedagang ramai, yang beli sedikit,” keluh  Ni Nyoman Murni, seorang pedagang bumbu di Pasar Badung. Pedagang asal Kesiman, Denpasar Timur ini meyakini lesunya suasana pasaran karena dampak pandemi Covid-19. Selain  Hari Kuningan yang hanya berlangsung sehari saja.

Demikian lesunya suasana pasaran, ditandai dengan pembelian barang kebutuhan Kuningan yang hanya sekedarnya. Pembelian bumbu, diantaranya  tidak banyak. Beli cabe misalnya hanya dua ribu rupiah. “Tak dilayani kasihan, dilayani untuk pembungkus saja tidak cukup,” ujarnya.

Padahal harga bumbu relatif rendah. Cabe merah besar misalnya hanya Rp 20 ribu perkilogram. Demikian  harga bawang merah dan putih, harganya juga Rp 20 ribu perkilogram.

Hal senada disampaikan Ni Nyoman Sri dan Ni Nyoman Sari. Masing-masing pedagang daging babi dan daging ayam. Keduanya menuturkan kondisi pasaran yang lesu karena  dampak pandemi Covid-19. “Waktu Galungan sedikit lebih ramai. Sekarang sepi, entah besok (Jumat hari ini),” ujar pedagang daging asal Desa Medahan, Blahbatuh Gianyar. Jelang hari raya Galungan lalu, Sri memotong 30 ekor babi. Sedang jelang Kuningan, hanya memotong 10 ekor babi. “Jauh berkurang,” ujar Sri.

Demikian juga dengan Ni Nyoman Sari. “Sekarang untuk dapat jualan 30 kilogram saja susah,”ungkap Sari. Selain karena dampak pandemi Covid-19, banyak pedagang dadakan serta jumlah pasar yang semakin banyak menjadi pemicu kelesuan jual beli barang kebutuhan dan bahan upacara jelang Kuningan.

“Pasar sekarang ada dimana-mana. Demikian juga jumlah pedagang,” ujar Sari. Banyak pedagang baru yang bermunculan yang berjualan di pinggir jalan. Hal itu lanjutnya juga menyebabkan lesunya pasar umum atau pasar tradisional.

Pantauan harga yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin)Bali menunjukkan 19 item barang kebutuhan sehari-hari harganya relative stabil. Tercatat hanya harga cabe merah yang harganya naik  10 persen. Dari Rp 15.875 perkilogram menjadi Rp 17.500 perkilogram.  Sedang  harga barang pokok lainnya normal, sama dengan hari sebelumnya. “Yang lainnya normal,” ujar Kasi Pengendalian Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Gatot Supriatin.  *k17

Komentar