nusabali

Kebun Raya Bedugul Padat Pengunjung, Tanah Lot Sepi

Petugas Gabungan Razia Protokol Kesehatan di Kawasan Panelokan

  • www.nusabali.com-kebun-raya-bedugul-padat-pengunjung-tanah-lot-sepi

TABANAN, NusaBali
Arus lalulintas di Jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul padat merayap saat Umanis Galungan pada Wraspati Uamnis Dunggulan, Kamis (17/9).

Situasi padat merayap, terutama rute Desa Baturiti (Kecamatan Baturiti, Tabanan)-Desa Pancasari (Kecamatan Sukasada, Buleleng) salah satunya terjadi karena ramainya kunjungan ke objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali di Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan.

Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Ni Putu Wila Indrayani, mengatakan arus lalulintas di kawasan Baturiti mulai padat merayap sejak pagi pukul 09.00 Wita. Selain karena masyarakat ingin berkunjung objek wisata, juga adanya arus balik masyarakat dari Singaraja, Buleleng ke Denpasar. “Kendaraan yang mendominasi padatnya arus lalulintas hari ini (kemarin) adalah sepeda motor,” ungkap AKP Putu Wila Indrayani.

Di pintu masuk Kebun Raya Bedugul, bahkan dijaga ketat aparat kepolisian untuk memastikan protokol kesehatan cegah Covid-19. Sempat terjadi antrean panjang kendaraan roda dua dan roda empat di pintu masuk Kebun Raya Bedugul, karena pengunjung antre beli tiket. “Tapi, kami sudah atur, arus keluar kita buka dari pintu utara,” terang APK Putu Wila.

Menurut AKP Putu Wila, kendaraan dari arah Denpasar menuju Singaraja mulai sepi Kamis sore pukul 15.00 Wita. Namun, arus kendaraan dari arah Singaraja menuju Denpasar tetap ramai. “Sore ini (kemarin) tinggal yang dari arah utara (Singaraja) yang masih ramai. Tapi, tidak sampai melakukan pengalihan arus lalulintas, karena kendaraan masih bisa bergerak, meskipun pelan,” katanya.

AKP Putu Wila menyebutkan, pihaknya menerjunkan 15 anggota Satlantas dari Polres Tabanan, dibantu anggota Polsek Baturiti, untuk mengatur arus lalulintas saat Umanis Galungan di kawasan Bedugul dan sekitarnya. Polisi juga ikut pengecekan protokol kesehatan di depan pintu masuk Kebun Raya Bedugul. “Semua pengunjung menggunakan masker, tidak ada melanggar,” katanya.

Sementara, jumlah kunjungan wisata di  DTW Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti saat Umjanis Galungan kemarin, terbilang sepi. Menurut Manajer Operasional DTW Ulun Danu Beratan. I Wayan Mustika, seharian kemarin jumlah pengunjung hanya mencapai 550 orang, yang didominasi warga lokal.

“Kunjungannya sangat sepi dibanding Umanis Galungan sebelum pandemi Covid-19. Mereka yang berkunjung sebagian besar tidak berbelanja. Mereka hanya menikmati pemandangan objek. Namun, kita tetap bersyukur, karena dalam situasi seperti ini masih ada yang berkunjung. Mudah-mudahan, pandemi Covid-19 segera berakhir,” harap Wayan Mustika saat dihubungi NusaBali.

Kondisi kunjungan yang sepi saat Umanis Galungan kemarin juga terjadi di DTW Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Hingga sore pukul 15.00 Wita, jumlah kunjungan ke Tanah Lot baru mencapai 650 orang. “Ini jauh berbeda dibanding Umanis Galungan sebelumnya. Namun, kita bersyukur saja,” ujar Manajer DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana. Menurut Toya Adnyana, kunjungan wisatawan Umanis Galungan sebelum pandemi, 20 Februari 2020 lalu, masih tembus 12.000 orang.

Sementara itu, objek wisata Panelokan, Kintamani, Bangli dipadati pengunjung saat Umanis Galungan, Kamis kemarin. Pengunjung memadati Anjungan Penelokan untuk menikmati keindahan Gunung Batur dan Danau Batur. Pengunjung juga memadati sejumlah restoran di sekitarnya.

Pada hari yang sama kemarin, petugas gabungan Polres Bangli dan Sat Pol PP Bangli juga melakukan razia protokol kesehatan di seputar pobjek wisata Panelokan. Dari razia tersebut, petugas menemukan 8 pelanggaran, di mana 7 orang di antaranya tidak tepat dalam penggunaan masker dan satunya lagi tidak mengenakan masker. “Pengunjung yang melanggar protokol kesehatan ini diberikan pembinaan,” jelas Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan.

Menurut AKPB Dhana Aryawan, rata-rata restoran di kawasan Panelokan, Kintamani sudah menyediakan fasilitas jaga jarak bagi pengunjung di tempat masing-masing. Misalnya, tanda silang (X) di kursi dan jarak antar meja. Demikian pula keberadaan trempat cuci tangan dengan air mengalir. "Sudah lengkap ada fasilitas tempat cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh, tetapi yang sulit adalah mendisiplin-kan pengunjung," katanya. *des,esa

Komentar