nusabali

Ditabrak Perahu Selerek, Siswa SMA Hilang Tenggelam

  • www.nusabali.com-ditabrak-perahu-selerek-siswa-sma-hilang-tenggelam

NEGARA, NusaBali
Seorang siswa Kelas XII SMAN Mendoyo, Jembrana, I Kadek Sukarada, 18, hilang tenggelam di Perairan Air Kuning, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana, Selasa (15/9) subuh, setelah jatuh ke laut karena jukungnya tertabrak perahu selerek.

Hingga Kamis (17/9), pelajar Banjar Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana ini belum ditemukan. Informasi yang dihimpun NusaBali, musibah yang dialami korban Kadek Sukarada terjadi saat Penampahan Galungan pada Anggara Wage Dunggulan, Selasa subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Pelajar berusia 18 tahun ini awalnya melaut bersama kakak misan (sepupu)-nya, I Made Ludra, 28, dengan naik jukung sendiri-sendiri dari pantai Desa Perancak, Senin (14/9) malam.

Mereka sama-sama memancing ikan di perairan Tabanan Barat, dekat perbatasan dengan Kabupaten Jembrana. Setelah beberapa jam memancing, korban dan kakak sepupunya pun memutuskan balik ke Desa Perancakm Selasa dinihari. Namun, sesampainya di perairan Desa Perancak sekitar pukul 04.30 Wita, jukung mereka tidak bisa bersandar, karena terhalang batu karang akibat air laut sedang surut.

Nah, sambil menunggu air pasang, korban Kadek Sukarada dan kakak sepupunya, Made Ludra, memutuskan balik ke arah timur untuk istirahat sambil makan perbekalan di tengah periaran Air Kuning, Desa Air Kuning, yang berjarak beberapa kilometer dari Desa Perancak. Ketika sedang istirahat sekitar pukul 05.00 Wita, tiba-tiba datang sebuah perahu selerek dari arah timur dan langsung menghantam jukung korban dan jukung kakak sepupunya.

Setelah tertabrak perahu selerek, korban Kadek Sukarada jatuh ke laut dan langsung hilang tenggelam. Sedangkan kakak sepupunya, Made Ludra, berhasil selamat dari maut. Made Ludra menyaksikan bagimana perahu selerek itu langsung kabur setelah menabrak dua jukung hingga adik sepupunya hilang tenggelam.

Dalam situasi panik, Made Ludra sempat berusaha mencari adik sepupunya, namun tidak membuahkan hasil. Karena tidak menemukan tanda-tanda apa pun, maka dengan naik jukungnya yang sempat ditabrak perahu selerek, Made Ludra putuskan balik ke Desa Perancak. Tiba di rumah Selasa pagi pukul 06.00 Wita, Made Ludra memberitahu keluarga perihal musibah laut ini. Peristiwa ini juga dilaporkan ke Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, serta Sat Pol Air Polres Jembrana.

Koordinator Lapangan Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, I Made Suardika, mengatakan begitu menerima laporan, Tim SAR Gabungan langsung turun melakukan pencarian korban Kadek Sukarada. Petugas bahkan membangun pos di Pantai Perancak, dengan mengerahkan sebuah rubber boat untuk pencarian ke tengah laut, selain penyisiran di darat.

Dalam pencarian hari pertama, Selasa pagi hingga petang, penelusuran difokuskan di sekitar lokasi tenggelam di Peraiaran Air Kuning. Sedangkan untuk pencarian hari kedua pas Hari Raya Galungan pada Buda Kliwon Dunggulan, Rabu (16/9), penelusuran diperluas. Demikian pula pencarian hari ketiga saat Umanis Galungan pasa Wraspati Umanis Dunggulan, Kamis kemarin.

Selain melakukan pencarian ke Perairan Air Kuning, Tim SAR Gabungan juga melakukan penyisiran ke arah barat sampai di Perairan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Namun, upaya pencarian belum membuahkan hasil. “Pencarian akan dilanjutkan besok pagi (hari ini),” ungkap Made Suardika saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis petang.

Menurut Suardika, di selain Tim SAR Gabungan, dari pihak keluarga juga juga terus berusaha melakukan pencarian korban. Saat korban Kadek Sukarada dilaporkan hilang, Selasa pagi, pihak keluarga langsung mengevakuasi jukungnya yang terombang-ambing di tengah laut Perairan Air Kuning. Jukung dievakuasi dalam kondisi rusak bagian katir dan tiang layar. “Tadi (kemarin) dari keluarga korban juga kembali menurunkan 5 jukung untuk pencarian. Tapi, hasilnya masih nihil,” tandas Suardika.

Terkait perahu selerek yang menabrak korban, menurut Surdika, diketahui milik nelayan di Desa Pengambengan. Sesuai informasi yang diterimanya, dari pihak keluarga korban sudah sepakat berdamai dengan pemilik perahu selerek. Pertimbangannya, karena tidak ada unsur kesengajaan dalam kecelakaan laut itu. “Informasi dari keluarga korban, yang punya perahu sudah minta maaf. Permintaan maaf mereka pun diterima,” jelas anggota senior Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana ini.

Sementara itu, ibu korban Kadek Sukarada, Ni Komang Wiani, mengatakan tidak ada firasat apa pun terkait musibah yang menimpa anaknya yang hilang tenggelam di laut. Korban Kadek Sukarada sendiri merupakan anak sulung dari empat bersaudara pasangan I Komang Ari Widana dan Ni Komang Wiani.

Menurut Komang Wiani, korban Kadek Sukarada yang kini duduk di Kelas XII SMAN Mendoyo merupakan sosok anak yang rajin membantu orangtua. Korban juga boleh dikata ikut jadi tulang punggung keluarga, karena biasa membantu ayahnya yang pekerja serabutan mencari nafkah.

“Anaknya memang rajin dan kreatif. Biasanya, Kadek Sukarada jualan es balok kepada para nelayan. Terus, sejak belajar dari rumah karena wabah Corona, dia belajar naik jukung untuk mencari ikan di laut,” tutur Komang Wiani saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar/Desa Perancak, Kamis kemarin.

Komang Wiani menyebutkan, sebelumnya korban Kadek Sukarada memang sering ikut melaut bersama pamannya. Korban juga sempat beberapa kali melaut seorang diri. Komang Wiani berharap anak sulungnya yang hilang tenggelam ini segera ditemukan.

“Kami sudah ikhlas. Dari pemilik perahu selerek juga sudah minta maaf. Tidak ada unsur kesengajaan sampai menabrak anak kami. Harapan saya sekarang, minta biar anak saya bisa ketemu, bagaimana pun kondisinya,” ujar perempuan yang kesehariannya hanya ibu rumah tangga ini. *ode

Komentar