nusabali

Dandim Panen Padi di Subak Sayehan

  • www.nusabali.com-dandim-panen-padi-di-subak-sayehan

AMLAPURA, NusaBali
Dandim Karangasem Letkol Inf Bima Santosa memimpin panen padi ciherang di Subak Sayehan, Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kamis (10/9).

Panen di lahan seluas 1 hektare digarap 3 petani, masing-masing I Wayan Sadra dengan luas garapan 45 are, I Ketut Kari dengan luas garapan 35 are, dan Mangku Polih dengan luas garapan 20 are. Dandim membantu mulai dari menanam hingga panen.


Petani dapat edukasi dari Dandim Karangasem Letkol Inf Bima Santosa mulai dari tanam padi dengan menggunakan mesin rice tranplanter. Alat ini membantu petani tanam padi dengan cepat, rapi dan kontinyu. Agar mesin tanam bisa terpakai, mesti menggunakan bibit padi yang telah disemai menggunakan teknologi juga. Terlebih dahulu menyemai bibit padi dengan menggunakan tray ukuran panjang 60 cm, lebar 30 cm, tinggi 2 cm.  Dalam tray tersebut dituangkan tanah gembur yang halus, selanjutnya memilih bibit berkualitas.

Cara memilihnya dengan membuat campuran air 10 liter dengan 1,20 kilogram garam dan bokasi. Masukkan bibit padi 150-200 gram ke dalam larutan tersebut, nantinya bibit yang ada isinya akan tenggelam, sedangkan yang terapung dibuang. Cara itulah dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan bibit sesuai kebutuhan. Setelah dapat bibit berkualitas langsung ditaburkan ke dalam tray kemudian ditutup tanah halus setebal 0,5 cm dan disiram gunakan shower. Umur 10 hari, bibit siap ditanam, bibit dalam tray dipindah ke mesin untuk ditanam.

Menanam padi dengan sistem tanam tegel menggunakan teknik aplikasi biosilika (pupuk gunakan sekam padi). Selanjutnya padi dipelihara hingga siap panen. Sebelum memulai panen, ambil satu petak sebagai sampel, ukuran 2,5 meter kali 2,5 meter, dapat gabah 4,45 kilogram. Total padi seluas 1 hektare hanya 6,4 ton, sebelumnya di lokasi berbeda mampu menghasilkan sekitar 7,2 ton. Panen padi hanya gunakan mesin perontok, sehingga petani lebih praktis, tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra. Sebab, telah ada mesin perontok.

Petani hanya perlu memotong batang padi kemudian dimasukkan ke mesin perontok sehingga keluar gabah. “Petani yang berkepentingan alat teknologi pertanian boleh pinjam alat milik Kodim Karangasem, saya datang tujuannya mengedukasi petani agar bisa gunakan alat teknologi pertanian,” jelas Dandim Letkol Inf Bima Santosa. Kepala BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Karangasem Jro Mangku Sudiarsa mengatakan, turunnya produksi gabah dari luas lahan 1 hektare karena sebelumnya sempat suplai air irigasi terhambat. “Normalnya hasil panen seluas 1 hektare, 7,2 ton lebih, kali ini panen 6,4 ton karena sempat airnya tidak lancar,” jelas Jro Mangku Sudiarsa. *k16

Komentar