Pelaksanaan Pujawali di Pura Batukau Diperketat

Pamedek yang tangkil ke Utama Mandala dibatasi hanya 25 orang. Itu dilakukan untuk mencegah kerumunan di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Umum Pura Batukau I sekaligus Bendesa Adat Wangaya Gede, I Ketut Sucipto, mengungkapkan, pujawali di Pura Batukau mendatang dilaksanakan tanpa melibatkan banyak krama.

Yang melaksanakan pujawali hanya Desa Adat Pekandelan sesuai dengan keputusan yang diambil oleh Ida Kabayan dan pengurus Pura Luhur Batukau. “Ini kami lakukan untuk mencegah kerumuman di tengah kasus Covid-19,” ujar Sucipto, Selasa (7/9).

Dikatakannya, selain memutuskan hanya Desa Adat Pekandelan saja yang menggelar pujawali, bagi pamedek yang tangkil diminta mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Bahkan rencananya pamedek yang akan masuk ke areal pura untuk sembahyang dibatasi hanya 25 orang. Sisanya, menunggu di parkiran sembari menunggu giliran sembahyang. “Kami mohon nanti pamedek agar bersedia diatur, yang belum bisa masuk sembahyang diminta antre di area parkir bawah,” tegas Sucipto.

Untuk mengatasi membeludaknya pamedek, Sucipto sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Penebel, Dinas Kesehatan Tabanan, TNI/Polri untuk ikut mengatur. Petugas yang dilibatkan untuk mengatur pamedek sekitar 40-an orang.

“Kalau pujawali sebelumnya, untuk mengatur umat hanya dilakukan oleh karyawan Pura Batukau. Namun untuk sekarang perlu orang banyak. Kami sudah koordinasi,” ujar Sucipto.

Seperti pengalaman sebelumnya, saat pujawali di Pura Batukau biasanya pamedek yang tangkil selalu ramai. Karena yang tangkil tidak hanya dari Tabanan, tetapi pamedek seluruh Bali. Yang paling krodit biasanya pengaturan arus lalulintas, karena sepanjang jalur Penebel–Tabanan dipastikan macet. *des