nusabali

Water Sport Tanjung Benoa Mati Suri

  • www.nusabali.com-water-sport-tanjung-benoa-mati-suri

MANGUPURA,  NusaBali
Para pengelola water sport di kawasan Tanjung Benoa dan sekitarnya di Kecamatan Kuta Selatan berharap pariwisata Bali untuk wisman segera bisa dibuka.

Tujuannya sederhana saja, agar pariwisata menggeliat kembali. Otomatis bisnis wisata water sport yang kini dalam kondisi mati suri bangkit kembali.


Menurut pengakuan para pengelola wisata water sport, dampak Covid-19 benar- benar memberatkan. Sebagian besar dari  perusahan water sport yang ada sudah tidak beroperasi, karena tidak ada wisatawan. Karena itu keadaan di sebagian besar pangkalan water sport terlihat suram. Tidak ada suasana hiruk piku wisatawan, seperti  ketika pandemi Covid-19 belum berkecamuk.

“Terakhir kami beroperasi 22 Maret lalu,”ungkap I Made Wetar,58, pemilik Hotdog Water Sport, Senin (7/9). Operasi terakhir tersebut, sekalian dengan pembagian gaji terakhir kepada karyawan yang kemudian dengan terpaksa harus dirumahkan.

Walau demikian, lanjut Wetar Water Sport yang dia kelola  tetap status buka. Sejumlah karyawan masih dipertahankan untuk menjaga kebersihan home base, serta untuk  perawatan peralatan seperti mesin boat, jetski, dan peralatan water sport lainnya. “Karena perabot water sport jika tak rutin dirawan akan kacet (macet) akibat air laut,”ungkapnya. Hanya bersih-bersih dan perawatan peralatan itulah yang lebih banyak dilakukan.

Belakangan memang kadang ada wisatawan domestik yang datang berwisata menikmati permainan water sport. Namun jumlahnya tidak banyak. Sangat jomplang dibanding dengan keramaian sebelum pandemic Covid-19, yang jumlah rata-rata sekitar 100 bahkan lebih setiap hari.

Tentu saja dengan hanya satu dua wisatawan (domestik) bisa dikatakan nyaris tidak ada pemasukkan. “Ya dicukupkan untuk beli minyak (BBM) dulu, setelah itu baru didum (dibagi) kepada karyawan yang menghandle,” lanjut Wetar.  

Terpisah beratnya dampak pandemic Covid-19 terhadap bisnis water sport dirasakan  Nova Sari, seorang staf jaga  merangkap pemandu di Benoa Tirta Harum Water Sport, masih di kawasan Tanjung Benoa. "Sangat sedih karena tidak ada tamu lagi,” ujarnya.

Sejak pandemi Covid-19 merebak, tidak ada lagi tamu yang bermain water sport. “Mungkin sudah lima bulan lamanya,” ungkap Nova Sari.

Otomatis sejak itu juga nyaris tidak ada pendapatan. Sebelum pandemi Covid -19, Nova Putra  dapat mengirim uang untuk keluarganya di Jambi. Kini  tidak lagi dia bisa lakukan. Malah kedua orang tuanya  sempat menawarkan uang kepada Nova Putra, kalau dia mau pulang. Namun  Sari Nova memilih untuk bertahan, sambil menunggu kondisi membaik. “Malu juga kadung sudah bekerja di Bali,” ujarnya lirih. Karenanya dia masih dipekerjakan sebagai penjaga dan perawat peralatan oleh  pemilik Benoa Tirta Harum Water Sport

Sedang sebagian besar temannnya sesama pekerja yang memilih  pulang kampung dan cari pekerjaan lain. Ada yang bertani kembali, jadi buruh bangunan dan pekerjaan lain. “Sebagian besar memilih jadi buruh bangunan di proyek,” ungkapnya.

Sebagai dukungan agar pariwisata Bali  segera dibuka untuk kunjungan wisman, pengelola  water sport menyatakan siap melaksanakan protokol kesehatan untuk tatatanan kehidupan Bali era Baru. “Kami  juga sudah diverifikasi,” tunjuk Wetar.  Untuk diketahui untuk water sport, hotel bintang 3-4 dan 5 serta transportasi pariwisata ditangani Tim Verifikasi dari Provinsi (Diparda). “Kalau terus-terusan tutup bunuh diri kita,” ujar Wetar. “Kalau buka tentu dengan penerapan SOP yang ketat. Itu sudah pasti,” tuntas Wetar. *k17

Komentar