nusabali

Michael Sungkharisma, Penyandang Tuli yang Sukses Dirikan Empat Cabang Mie Ayam Makar

  • www.nusabali.com-michael-sungkharisma-penyandang-tuli-yang-sukses-dirikan-empat-cabang-mie-ayam-makar

DENPASAR, NusaBali.com
Menjadi penyandang disabilitas bukan berarti tidak bisa berwirausaha. Setidaknya itulah yang diungkapkan oleh Michael Sungkharisma, penyandang tuli yang menjadi salah satu pembicara pada peluncuran program Aku Mampu oleh DNetwork, Jumat (21/8).

Kendati menjadi penyandang disabilitas tuli, dirinya kini sukses mengelola Warung Mie Ayam Makar yang memiliki empat cabang di daerah Jakarta. 

Perjalanan seorang Michael Sungkharisma dimulai ketika dirinya merantau ke Bali. Di Bali, ia dihubungkan oleh DNetwork untuk bekerja di sebuah hotel, di bagian dapur. Dari situlah, ia mengasah skill memasaknya, sampai akhirnya pulang ke Jakarta dan mendirikan usaha sendiri.  “Jadi pada awalnya saya membuat Warung Makar ini karena saya ada ketertarikan dan saya juga punya bakat dalam membuat mie ayam,” ujarnya, melalui bahasa isyarat yang diterjemahkan. 

Sebelum memuka warung mie ayam ini, Michael Sungkharisma sendiri pernah menggeluti beberapa profesi. Mulai dari supir antar sekolah, hingga menjadi koki di salah satu hotel di Bali, hingga kini menjadi pengusaha kuliner. Langkahnya untuk merintis sebagai pengusaha kuliner mie ayam ini tak lepas dari pertemuannya dengan DNetwork di Bali saat dirinya masih bekerja di hotel sebagai koki tersebut. 

Sebagai seorang pencari kerja, dirinya merasakan tantangan-tantangan yang dihadapi, seperti banyaknya dunia usaha yang ragu memperkerjakan karyawan tuli, karyawan tuli yang dinomorduakan dari pekerja dengar, dan latar belakang karyawan tuli yang tidak sebanding dengan karyawan dengar. 

Kembalinya Michael ke Jakarta pada saat kontrak kerjanya sudah habis, dilanjutkan dengan dirinya yang kembali bekerja di sebuah tempat makan milik rekannya, sebelum akhirnya berhenti. Saat itulah, dirinya berpikir untuk membuat tempat makan sendiri dengan pengalaman membuat mie ayam yang dimilikinya. Jadilah, dirinya membuka cabang pertama Mie Ayam Makar di bulan Februari 2020. 

Di warungnya, Michael juga mempekerjakan sesama penyandang tuli yang total berjumlah 10 orang, empat di antaranya, merupakan sesama tuli dan enam orang lainnya yaitu Dengar. Sementara keenam orang Dengar ini juga diajari bahasa isyarat, agar bisa berkomunikasi dengan pegawai Tuli dan pegawai Dengar. 

“Iya, saya juga menerima pegawai tuli di mana semuanya itu pelayan tuli, terdiri dari empat orang. Jadi pertama saya mengajarkan dulu caranya memasak, ada lagi bagian lainnya yaitu bagian administrasi atau bagian keuangan. Jadi semuanya itu saya ajarkan,” lanjutnya.*cr74

Komentar