nusabali

Dampak Covid-19, Serapan Babi untuk Galungan Anjlok

  • www.nusabali.com-dampak-covid-19-serapan-babi-untuk-galungan-anjlok

DENPASAR,NusaBali
Serapan babi, baik dalam bentuk daging maupun babi hidup diperkirakan mengalami penurunan.

Penyebabnya pendapatan masyarakat menurun akibat kondisi ekonomi lesu karena pandemi Covid-19. Adanya penurunan pendapatan iyu, warga diperkirakan memprioritaskan bahan atau peralatan upacara lain yang lebih urgen dibandingkan daging babi.

I Wayan Sukadana, salah seorang peternak babi membenarkan adanya penurunan serapan babi karena faktor pandemic Covid-19. “Nggih terasa sekali,” ujar peternak asal Tegalalang, Gianyar  Selasa (1/9).  

Sukadana merasakan hal tersebut, dengan membandingkan serapan babi pada Galungan sebelumnya dan jelang Galungan saat ini yang jatuh pada Rabu (16/9).

Harga perkilo babi hidup di kandang saat ini, kata Sukadana, berkisar Rp 35 ribu atau mengalami penurunan. Pasalnya, sebagian besar peternak memanfaatkan Galungan untuk menjual babi. Karena itulah, meski secara umum stok babi menipis, namun karena babi potong dijual pada momen barengan, akhirnya berpengaruh pada harga.

“Harga menurun padahal stok babi masih sedikit,” kata Sukadana, sambil menunjuk pada peternakan di lingkungannya.

Sementara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali tidak menampik penurunan serapan babi tersebut. “Mungkin kebutuhan berkurang setengahnya,” ujar Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Ketut  Gede Nata Kesuma, yang dihubungi terpisah.

Menurut Nata Kesuma, jika kondisi normal serapan babi mencapai 70 ribu ekor, yang berupa babi dewasa dan siap potong dengan berat kisaran 100 Kg. Selain dipotong pedagang daging babi, sebagian kebutuhan babi untuk kegiatan mepatung yakni memotong dan membagi daging bersama di masyarakat. Ada dalam bentuk sekaa mapatung  yang rutin mapatung setiap jelang Galungan. Juga kelompok-kelompok atau paguyuban yang spontan.

Untuk Galungan kali ini, kata Nata Kesuma, kebutuhan berkurang sampai separonya atau hanya sekitar 35 ribu-40 ribu.

Selain untuk kebutuhan konsumsi dan upacara Galungan, babi juga dibutuhkan untuk keperluan upacara adat dan agama lainnya seperti perkawinan,pujawali atau odalan.

Namun karena pandemi Covid-19, pelaksanaan upacara dibuat lebih sederhana mengurangi kerumunan untuk penerapan sosial distancing. Penyederhanaan upacara ini juga mengurangi kebutuhan daging babi.

Sedangkan harga babi berkisar antara Rp 36 ribu-Rp 38 ribu per kg.  “Itu untuk babi hidup. Harga dinamis, bisa naik atau turun,” kata Nata Kesuma.

Sedang populasi babi di seluruh Bali sekitar 692 ribu ekor. Jumlah tersebut mulai dari induk, anak babi sampai babi dewasa. Khusus babi siap potong jumlahnya sekitar 60 ribu, yang sesungguhnya cukup untuk pasokan Galungan. *K17

Komentar