nusabali

Pembibitan Tanaman Buah di Sudaji Memanen Rezeki

  • www.nusabali.com-pembibitan-tanaman-buah-di-sudaji-memanen-rezeki

Peluang bisnis penjualan bibit tanaman buah ini ramai-ramai digeluti oleh warga Desa Sudaji yang memiliki lahan pertanian.

SINGARAJA, NusaBali

Sudah hampir lima bulan berlangsungnya pandemi Covid-19 menjadi berkah rezeki tersendiri bagi pengusaha bibit tanaman buah di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Nyoman Sudana, salah satu warga Dusun Rarangan, Desa Sudaji yang berbisnis bibit tanaman buah mengaku selain bibit sayuran, bibit tanaman buah-buahan pun kini menjadi primadona incaran masyarakat. Mulai dari bibit mangga, rambutan, manggis, alpukat, rambutan, jeruk, durian, sawo, klengkeng dan bibit buah lainnya.

Ia mengatakan, permintaan akan bibit tanaman buah pun cukup banyak. Pembeli bukan hanya berasal dari wilayah Buleleng saja, pemesanan juga datang dari dari daerah Jawa. "Rata-rata setiap bulan ada sekitar 3 ribu hingga 5 ribu bibit buah dari permintaaan lokal dan pengiriman ke daerah Jawa Timur dengan permintaan beragam jenis bibit tanaman buah," ungkap Sudana, Minggu (30/8).

"Dari berbagai jenis tanaman buah yang saya jual, yang paling banyak diminati yakni bibit buah rambutan manggis, rambutan, sawo, jeruk dan durian," imbuh Sudana. Sedangkan harga bibit tanaman yang dia jual tergantung dari kecil dan besar ukuran dan jenis tanaman mulai dari harga Rp 8 ribu sampai Rp 25 ribu.

Menurutnya, banyaknya permintaan bibit tanaman buah merupakan buntut imbauan pemerintah kepada warganya agar membatasi aktivitas di luar rumah. Sehingga banyak warga memilih aktivitas bercocok tanaman pada lahan pertanian dan lahan pekarangan rumah mereka. Berkebun menjadi salah satu opsi mengobati kejenuhan dan kebosanan mereka ketika lebih banyak berdiam diri rumah.

Sementara itu, Perbekel Desa Sudaji I Made Ngurah Fajar Kurniawan mengatakan, puluhan are lahan pertanian milik warganya yang dulunya ditanami padi kini disulap sebagai lokasi pembibitan tanaman buah. Ada beberapa hal yang membuat warga mengalihkan fungsi lahan pertanian mereka yang dulunya ditanami padi berpindah ke pengembangan bibit tanaman buah.

Di antaranya adalah bisa lebih memaksimalkan keterbatasan lahan serta kemudahan cara pengembangan bibit tanaman buah. "Namun yang paling membuat tertarik warga adalah permintaan pasar yang terus meningkat dan omzet. Kemudian lahan pertanian di sini juga cocok dengan pembibitan," katanya.

Banyaknya warga yang menjajaki peluang usaha penjualan bibit tanaman buah ini juga sebagai upaya tidak mengalihkan fungsi lahan pertanian ke perumahan. Pihak desa juga berupaya melakukan pembinaan. "Salah satunya kami rutin memberikan pembinaan warga untuk pembibitan tanaman buah menggunakan pupuk organik. Alasannya pupuk organik bisa jadi solusi memperkuat bibit tanaman, kendati proses pertumbuhan tanaman agak sedikit lama," imbuhnya.

Kurniawan menambahkan, rata-rata warganya yang menggeluti usaha bibit tanaman buah bersifat perorangan dan bukan kelompok. Sejauh ini pihak desa mencatat ada sedikitnya 10 orang lebih warganya yang sudah menggeluti usaha pertanian dengan menjual bibit tanaman buah. Luas lahan yang dipakai untuk pengembangan bibit tanaman buah mencapai ratusan hektar.*cr75

Komentar