nusabali

Pegiat Kuliner di Bali, Bagaimana Peluangnya?

  • www.nusabali.com-pegiat-kuliner-di-bali-bagaimana-peluangnya

MANGUPURA, NusaBali
Pelatihan memasak Masamo (Masak Bersama Master secara Online) Batch 3 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, Senin (24/8) bukan hanya sekedar pelatihan memasak.

Menu-menu yang dipilih untuk diajarkan dalam kegiatan ini diharapkan menjadi referensi baru dalam bisnis kuliner oleh para pegiat UMKM di Bali. 

Dalam pelatihan yng menghadirkan menu spageti brûlée dan makanan penutup ala Korea patbingsoo ini, chef master Normal Ismail yang memandu para peserta ini mengungkapkan sejumlah peluang bagi para pegiat kuliner yang ingin memasarkan menu-menu ini dalam skala UMKM. 

“Bagi saya mungkin makanan western sudah biasa. Saya malah lebih suka makanan daerah, makanan lokal. Tapi mungkin bagi sebagian masyarakat tertentu ingin sekali mencoba masakan-masakan western yang modern,” ungkapnya mengenai peluang bisnis pada kuliner barat. 

Namun bagi pegiat kuliner dalam skala UMKM, tentu banyak yang menjadi pertimbangan dalam menghadirkan makanan barat yang pada umumnya memiliki biaya produksi yang lumayan. Maka dari itu, dalam pelatihan ini chef Norman Ismail memberikan resep dengan bahan-bahan yang dapat ditemui di toko-toko pada umumnya untuk membuat masakan barat dengan biaya lebih murah. 


“Saya nggak pakai butter, saya cuma pakai margarin. Saya nggak pakai mozzarella, tapi saya pakai keju yang istilahnya di gerai-gerai swalayan sudah ada tersedia. Semua yang tadi bahannya saya kasi itu gampang sekali dicari. Jadi kenapa saya kasih itu, karena saya yakin, bagi masyarakat tertentu banyak sekali yang menginginkan bagaimana rasanya masakan western,” lanjut chef master yang juga menjadi host beberapa program kuliner televisi ini. 

Selain peluang-peluang tersebut, chef Norman Ismail juga memberi pesan-pesan bagi para pegiat kuliner dalam berbisnis. “Jangan langsung berspekulasi untuk buka bisnis, artinya jangan sampai mengeluarkan capital yang terlalu banyak untuk buka bisnis,” pesannya. 

“Pertama, kita coba tawarkan ke orang terdekat dulu. Kemudian juga jual dengan sistem PO, karena sistem PO relative lebih aman, kita memproduksi sesuai dengan pesanan. Kemudian, kalau mau tahu ide apa makanannya, yang namanya bisnis itu sah-sah saja dengan yang namanya copy, modifikasi, promosi. Bisa lihat makanan yang laku, tapi kita modifikasi,” tuntasnya.*cr74

Komentar