nusabali

Penyuluh Bahasa Bali Konservasi 46 Lontar di Puri Agung Saraswati

  • www.nusabali.com-penyuluh-bahasa-bali-konservasi-46-lontar-di-puri-agung-saraswati

SEMARAPURA, NusaBali
Penyuluh Bahasa Bali Klungkung kembali melaksanakan konservasi lontar.

Kegiatan konservasi ini menyasar 46 lontar di Puri Agung Saraswati, Kecamatan Klungkung, Selasa (18/9) pagi.Sebagian besar lontar yang dikonservasi merupakan babad, mulai dari babad pulasari, babad pasek, babad dalem, serta beberapa kekawin.
 
Koordinator Penyuluh Bahasa Bali di Kabupaten Klungkung, I Wayan Arta Diptha mengatakan, kondisi lontar-lontar tersebut cukup baik. Namun ada beberapa lontar yang terlepas dan halamannya tidak sesuai. "Kami melibatkan 30 orang penyuluh saat konservasi lontar di Puri Agung Saraswati ini, yang merupakan milik Cokorda Raka," ujar Diptha.

Konservasi lontar di Puri Agung Saraswati ini bermula saat PBB (Penyuluh Bahasa Bali) ditelepon oleh pihak puri karena mengetahui adanya perawatan lontar dari penyuluh penyuluh Bahasa Bali. "Beliau (Cokorda Raka) berkeinginan mendata kembali lontar-lontar apa saja yang ada di Puri Sarawati," ujar Diptha.

Dari 46 lontar yang sudah berhasil diidentifikasi, isinya meliputi babad, mulai dari babad pulasari, babad pasek, babad dalem, serta beberapa kekawin. Namun, masih ada beberapa lontar yg halamannya masih belum berurutan. "Sehingga akan dijadwalkan kembali untuk menata dan mencoba mengidentifikasi lontar tersebut," ujarnya.

Diptha berharap masyarakat menghilangkan paradigma tentang lontar yang tenget atau pingit dan tidak boleh dibuka atau di bersihkan. Sehingga penyuluh Bahasa Bali lebih mudah untuk mendata dan merawat lontar-lontar milik masyarakat. Apalagi dari pihak puri siap mengimbau masyarakat agar mengizinkan penyuluh Bahasa Bali untuk mengonservasi dan mengidentifikasi lontar-lontar. "Pang ten ulian tenget telas kateda ngetnget," ujarnya. *wan

Komentar