nusabali

Masih Sebatas Pariwisata Spiritual

Pariwisata Buleleng di Tengah New Normal

  • www.nusabali.com-masih-sebatas-pariwisata-spiritual

Pergerakan wisata minat khusus ini mulai muncul di wilayah Buleleng Barat. Wilayah ini memang memiliki potensi wisata spiritual dengan keberadaan pura-pura Kahyangan Jagat.

SINGARAJA, NusaBali

Tatanan kehidupan Bali era baru telah berlaku sejak satu setengah bulan lalu. Kalangan pariwisata Bali, tak terkecuali di Buleleng, menyambut sumringah tatanan tersebut. Kunjungan wisatawan yang mulanya nol persen karena pandemi, kini mulai menunjukkan perkembangan.

Interaksi wisata sudah tampak di beberapa Daya Tarik Wisata (DTW). Usaha pariwisata baik akomodasi maupun restoran di Buleleng, mulai menunjukkan aktivistas. Namun nunjungan wisatawan yang mulai memunculkan pergerakan positif masih sebatas aktivitas wisata minat khusus.

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng I Made Sudama Diana mengatakan, wisata minat khusus yang dimaksud seperti wisata spiritual bertirtayatra atau persembahyangan bersama keluarga. Situasi pergerakan wisata minat khusus ini mulai muncul di wilayah Buleleng Barat. Wilayah ini memang memiliki potensi wisata spiritual dengan keberadaan pura-pura Kahyangan Jagat. “Yang sudah ada laporan kepada kami di wilayah Buleleng barat, yakni daerah Desa Pemuteran dan sekitarnya dengan wisata minat khusus, wisatawan datang sembahyang bersama menginap satu malam,” jelas dia.

Mantan Camat Busungbiu ini juga mengatakan wisatawan yang berkunjung tak hanya berasal dari lokal Bali saja, tetapi beberapa wisatawan nusantara seperti dari pulau Jawa juga sudah ada yang berkunjung ke Buleleng. Sedangkan untuk pergerakan wisata di Buleleng tengah meliputi kawasan Lovina dan sekitranya begitu juga Buleleng timur, dijelaskan Kadis Sudama belum ada pergerakan signifikan. Akomodasi di Buleleng tengah dan timur sejauh ini ada yang terisi oleh ekspatriat.

Sementara itu hingga Sabtu (22/8) kemarin sesuai data Dinas Pariwisata Buleleng, jumlah pengajuan sertifikat pariwisata baru berjumlah 97 pemohon yang terdiri dari 64 usaha akomodasi, 9 restoran dan 24 DTW. Sedangkan dari 97 pemohon yang sudah diterbitkan sertifikat pariwisata aman Covid-19 baru berjumlah 72 sertifikat yang terinci 54 sertifikat untuk akomodasi dan restoran serta 18 sertifikat lainnya untuk DTW.

Jumlah pemohon sertifikat pariwisata, menurut Kadis Sudama jika dilihat dari jumlah total DTW sebanyak 86 dan usaha pariwisata ratusan unit masih sangat sedikit. Sehingga Dispar Buleleng masih memiliki tugas berat untuk menggenjot pengajuan sertifikat pariwisata aman Covid-19 ini. Meski demikian ditekankan olehnya sertifikat pariwisata yang wajib dimiliki pelaku usaha pariwisata tak semata-mata menjadi ukuran aman Covid-19. Faktor lain yang mendukung juga disebutnya penerapan protokol kesehatan oleh karyawan yang bertugas menghandel wisatawan. “Seperti tadi saya rapat di provinsi, pak Gubernur menekankan penerapan protokol kesehatan bagi karyawan usaha pariwisata dan ada yang ditemukan tidak disiplin, hingga membuat rombongan pemerintah pusat batal makan di restoran wilayah Denpasar karena karyawannya tak memakai masker. Mudah-mudahan ini tidak terjadi di Buleleng karena protokol penting bukan masalah sertifikatnya saja,” katanya.

Sementara itu dihubungi terpisah Direktur Objek Wisata Air Panas Banjar, Ida Made Tamu kemarin mengatakan sebagai DTW yang pertama kali mengajukan sertifikat pariwisata aman Covid-19 sudah melakukan persiapan menghadapi tatanan kehidupan baru sebelum dibuka 9 Juli lalu. Sejumlah tempat cuci tangan pun dilengkapi di beberapa titik objek wisata yang sangat digemari wisatawan domestik ini, termasuk menyiapkan petugas pengukur suhu tubuh wisatawan yang datang.

“Begitu dapat informasi, kami langsung melakukan persiapan. Wastafel kami perbanyak, thermo gun kami beli, masker kami sediakan, termasuk peralatan penyemprotan disinfektan itu juga kami ada sekarang,” kata Tamu. Dalam penyediaan masker, pengelola menjalin kerjasama dengan warga sekitar yang bisa menjahit. Selain itu pengelola juga membatasi jumlah orang untuk berada di kolam yang diatur oleh penjaga pintu masuk.

Tamu menyatakan, perlahan kondisi di sekitar objek wisata kembali pulih, seperti toko souvenir yang tutup selama tiga bulan terakhir, buka kembali. Geliat ekonomi juga disebutnya mulai terasa. Meski jumlah toko yang buka tak terlalu banyak. “Memang belum seperti normal masih sedikit tetapi sudaha da yang datang, kalau sebelum Covid-19 bisa 1.000 orang, saat ini rata-rata 200 orang per hari,” jelas dia. Pengelola DTW Air Panas Banjar pun mengaku mengejar permohonan sertifikat pariwisata sangat awal, untuk menyakinkan wisatawan tempat wisatanya layak untuk dikunjungi karena sudah memenuhi protokol kesehatan Covid-19. *k23

Komentar